Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Pelatih dan Atletnya, Belajar dari Eng Hian, Greysia, dan Apriyani

Kompas.com - 04/08/2021, 06:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pilar ketiga, huruf U, singkatan dari “ungkapkan.” Proses coaching muncul karena dua sebab: (1) antisipasi menghadapi masa depan, (2) mengisi jurang (gap) ketrampilan yang diperlukan dengan ketrampilan yang dimiliki anak buah.

Untuk mengisi jurang ketrampilan, pelatih harus mengungkapkan permasalahan yang dihadapi anak buah.

Misalnya, pada semester pertama dari target yang sudah ditentukan, ternyata anak buah hanya mampu meraih 75 persen. Untuk menutup 25 persen target yang belum tercapai sekaligus memenuhi 100 persen target semester berikut, maka anak buah perlu mengasah ketrampilan ataupun belajar ketrampilan baru.

Mengungkapkan fakta apa adanya memberi ukuran jelas bagi anak buah untuk bersikap dan bertindak.

Pilar keempat, solusi. Merupakan kepanjangan dari huruf S. Coaching berbeda dengan konsultasi.

Pada proses konsultasi, si konsultan akan memberikan konsep, perkakas serta strategi dan anak buah tinggal melaksanakan apa yang diformulasikan konsultan. Hubungan seperti dokter dengan pasien.

Proses coaching adalah mengubah potensi menjadi nyata. Fokus pada ketrampilan yang bisa dipelajari dan ditingkatkan.

Pelatih adalah mitra kreatif bagi anak buah. Oleh karena itu solusi dari permasalahan yang dihadapi anak buah diformulasikan sendiri oleh anak buah. Peran pelatih lebih kepada pendamping, mitra dan motivator.

Huruf T sebagai pilar kelima merupakan singkatan dari temukan. Tanggungjawab pemimpin adalah menemukan potensi terbaik dari anak buah dan bersama-sama mewujudkan menjadi ketrampilan sekaligus kekuatan anak buah.

Kejelian Eng Hian menutup kelemahan Greysia dan menampilkan potensinya adalah cara servis. Untuk permainan ganda, servis biasa dilakukan dengan cara backhand.

Ini merupakan kelemahan Greysia. Dengan polesan Eng Hian, Greysia mengubah servis dengan cara forehand. Tidak lazim memang servis cara forehand ini. Ternyata itu justru menjadi kekuatan Greysia.

Menemukan potensi anak buah dan memolesnya menjadi kekuatan, merupakan pilar yang wajib dimiliki oleh pelatih.

Eng Hian menjalankan dengan paripurna. Hasilnya gemilang, Greysia dan Apriyani mencatat sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia yang merebut emas olimpiade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com