JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia punya tantangan untuk keluar dari negara dengan pendapatan kelas menengah (middle income trap) menuju negara berpendapatan tinggi (high income country).
Jalan itu semakin sulit karena pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, banyak negara yang sulit keluar dari fenomena middle income trap.
Baca juga: Sri Mulyani Perkirakan Anggaran Kesehatan Bisa Tembus Rp 300 Triliun Tahun Ini
Dari 190 negara di dunia, hanya kurang dari 20 di antaranya yang berhasil lolos.
"Indonesia saat ini adalah middle income country. Kita semua tahu di dalam pengalaman lebih dari 190 negara di dunia ini, mayoritas mereka berhenti di middle income. Artinya, ada fenomena yang disebut middle income trap. Ini adalah tantangan nyata kalau kita percaya sebagai makhluk yang melihat evidence base," kata Sri Mulyani dalam webinar CSIS di Jakarta, Rabu (4/8/2021).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menjelaskan, Indonesia perlu mempelajari penyebab dari fenomena middle income trap agar tak terjebak di dalamnya.
Berdasarkan penelitian, salah satu hal yang paling mendasar dan menjadi penyebab terjadinya middle income trap adalah kualitas sumber daya manusia di negara tersebut.
Dengan kata lain, SDM berkualitas menjadi kunci utama untuk mengubah Indonesia jadi negara kelas atas.
Baca juga: Subsidi Kuota Internet Telat Cair, Sri Mulyani Ungkap Alasannya
"Negara yang mampu untuk menginvestasikan dan terus meningkatkan kualitas SDM adalah negara yang identik meningkatkan produktivitas inovasi dan ini adalah kunci naik untuk naik menjadi high income country," ucap Sri Mulyani.
Bicara tentang SDM, Sri Mulyani menyebutkan, tidak banyak negara yang berhasil menyelesaikan tantangan ini, meski semua sepakat bahwa SDM adalah faktor penting pembentuk pendapatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.