Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Dunia Naik, Pemerintah Minta Perajin Tahu Tempe Tak Khawatir

Kompas.com - 05/08/2021, 08:32 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menjamin ketersediaan kedelai secara nasional tetap aman dengan harga yang wajar dan terjangkau di tengah fluktuasi harga kedelai dunia.

Fluktuasi harga ini diharapkan tidak menyurutkan para perajin tahu dan tempe untuk terus berproduksi agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan baik.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengimbau pelaku usaha untuk tetap tenang.

“Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen. Sehingga, berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” ujar Oke dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Melihat Tantangan Besar Industri Kelapa Sawit Indonesia

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar 14,33 dollar AS per bushels atau sebesar Rp 8.924 per kilogram.

Angka ini telah naik sekitar 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya yaitu 13,60 dollar AS atau sekitar Rp 8.526 per kilogram.

Oke menjelaskan, dampak kenaikan harga kedelai dunia baru akan terasa bulan mendatang.

Meski begitu ia berharap para perajin tempe dan tahu masih mendapatkan harga kedelai yang wajar dan terjangkau.

Saat ini, secara umum harga kedelai di tingkat perajin di kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai sekitar Rp 10.000 per kilogram.

Baca juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Cair September 2021, Ini Syarat Penerimanya

Sementara itu, Kemendag mengklaim ketersediaan kedelai secara nasional masih sangat mencukupi. Oke menyebut stok secara nasional masih sekitar 610.000 ton dan cukup untuk 3 bulan mendatang.

“Kami memastikan ketersediaan stok kedelai dapat terus memenuhi keperluan industri tahu dan tempe. Untuk itu, kami mengimbau kepada pelaku usaha kedelai dan para perajin agar jangan khawatir dan tetap menjalankan kegiatan usahanya agar masyarakat dapat menikmati tahu dan tempe sebagai salah satu sumber protein dengan harga yang terjangkau,” kata Oke.

Secara rutin Kementerian Perdagangan akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga.

Kemendag ingin memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar.

Baca juga: Syarat dan Daerah Penerima Subsidi Gaji Rp 1 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com