Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi dari Jepang dan Korsel

Kompas.com - 05/08/2021, 18:05 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021. Hasilnya, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai yang tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage.

Angka pertumbuhan tersebut menurut Airlangga juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti India sebesar 1,6 persen, Vietnam 6,6 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Jepang minus 1,6 persen.

"Dari sisi komponen pengeluaran (aggregate demand), semua komponen pengeluaran tumbuh positif dengan pertumbuhan ekspor dan impor tumbuh tinggi sebesar 31,76 persen dan 31,22 persen (yoy) seiring dengan meningkatnya demand domestik dan global," terang Airlangga dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Devaluasi: Pengertian, Jenis dan Penyebabnya

Konsumsi pemerintah tumbuh tinggi mencapai 8,06 persen (yoy) seiring dengan komitmen pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh tumbuh tinggi sebesar 7,54 persen (yoy) sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik yang membuat pelaku usaha meningkatkan kapasitas produksinya pada Kuartal II 2021.

Konsumsi rumah tangga yang punya share terhadap PDB 53 persen, tumbuh 5,93 persen (yoy) sejalan dengan meningkatnya optimisnya masyarakat terhadap pemulihan.

Dari sisi sektoral, semua sektor usaha tumbuh positif dan menunjukkan perbaikan kinerja akibat membaiknya permintaan domestik. Sektor transportasi dan akomodasi makan minum tumbuh sangat tinggi masing-masing 25,10 dan 21,58 (yoy) karena mulai tingginya mobilitas masyarakat.

Baca juga: Menko Airlangga: Program Food Estate Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Sektor industri pengolahan dan perdagangan sebagai kontributor utama perekonomian juga tumbuh tinggi didorong oleh membaiknya perekonomian domestik dan global.

Secara spasial, semua wilayah di Indonesia telah mengalami perbaikan. Pulau Jawa sebagai kontributor perekonomian nasional mampu tumbuh tinggi diikuti oleh Pulau Maluku dan Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Bali, Nusa Tenggara.

"Pertumbuhan yang tinggi ini sejalan dengan tingginya ekspor terutama meningkatnya produk-produk komoditas unggulan di luar negeri. Berbagai leading indicator perekonomian domestik juga terus menunjukkan prospek perbaikan," ungkapnya.

Ekspor menunjukkan peningkatan sehingga neraca perdagangan di Indonesia surplus selama 14 bulan berturut-turut dan cadangan devisa relatif tinggi sebesar 137 miliar dollar AS lebih. Kondisi tersebut menunjukkan terjaganya ketahanan sektor eksternal.

Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 di Luar Jawa Bali

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) menunjukkan peningkatan dan telah kembali normal. Kinerja tersebut menunjukkan UMKM mulai pulih.

Dilansir dari Antara, Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan bahwa Indonesia sudah resmi keluar dari resesi ekonomi seiring realisasi pertumbuhan pada triwulan II-2021 mampu menyentuh level positif hingga 7,07 persen (yoy).

“Secara teknis Indonesia sudah mengakhiri resesi karena resesi itu didefinisikan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi minimal dua triwulan berturut-turut,” kata Margo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com