Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Ekonomi Tumbuh, Sri Mulyani Minta Warga Taat Prokes

Kompas.com - 06/08/2021, 12:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan untuk membantu pemulihan ekonomi cepat terwujud.

Bendahara Negara ini mengatakan, pemulihan ekonomi di kuartal III dan sepanjang tahun 2021 akan sangat bergantung pada proses penanganan Covid-19 dan pengendalian Covid-19.

Dia berharap berbagai kebijakan yang diambil pemerintah seperti PPKM Darurat dan PPKM Level 4 dipatuhi oleh masyarakat.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan 4 Strategi RI Keluar dari Middle Income Trap

"Masyarakat memiliki peran luar biasa penting dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan, menjaga 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumuman," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat KSSK secara virtual di Jakarta, Jumat (6/8/2021).

Sri Mulyani mengungkapkan, penerapan protokol kesehatan menjadi krusial lantaran Indonesia kembali menghadapi tantangan dengan meningkatnya varian Delta Covid-19.

Dia tidak memungkiri, varian Delta berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat di kuartal III karena terbatasnya mobilitas.

"Peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19 telah mendorong pemerintah melakukan pembatasan mobilitas, dari mulai PPKM Darurat dan kemudian diubah dalam 4 level yang lebih detail. Penerapan diperkirakan akan mengurangi aktivitas ekonomi khususnya yang identik dengan mobilitas seperti kegiatan konsumsi dan investasi," tutur Sri Mulyani.

Selain meminta dukungan masyarakat, Sri Mulyani mengungkap pemerintah melalui instrumen APBN juga akan bekerja keras melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi.

Baca juga: Meski Dihantam Varian Delta, Sri Mulyani Pede Ekonomi Kuartal III Sentuh 5,7 Persen

Melalui instrumen APBN, pemerintah akan mempercepat realisasi penyaluran dana dalam program PEN, utamanya untuk klaster kesehatan dan perlindungan sosial.

Asal tahu saja, anggaran program ini ditambah sekitar Rp 55,21 triliun menjadi Rp 744,75 triliun. Dana tambahan dipenuhi melalui realokasi dan refocusing anggaran K/L yang sudah dilakukan sebanyak 4 kali.

"Kami melakukan 4 kali refocusing dan meminta K/L untuk menahan belanja yang memang tidak prioritas. Maka defisit APBN tetap terjaga tidak melampaui target yang sudah ditetapkan dalam UU APBN 2021," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Kuartal III, Sri Mulyani Minta Pemda Segera Belanja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com