Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Perumnas untuk Lunasi MTN yang Jatuh Tempo

Kompas.com - 06/08/2021, 14:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perumnas telah melakukan pembayaran untuk Medium Term Notes (MTN) III 2016 yang jatuh tempo pada tanggal 22 Juli 2021 dan MTN II 2016 yang jatuh tempo pada 4 Agustus 2021 sebesar Rp 150 miliar dan Rp 230 miliar.

Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro mengatakan, pelunasan MTN ini merupakan bentuk komitmen perusahaannya dalam menjaga kredibilitas serta reputasi pembayaran. Pihaknya pun telah menyiapkan beberapa strategi untuk pembayaran kewajiban tersebut.

"Sama halnya dengan pembayaran MTN-MTN terdahulu, Perumnas selalu komitmen dalam segala bentuk kinerja termasuk urusan pembayaran pelunasan MTN. Kami akan selalu menjaga kredibilitas dan reputasi kami terkait hal ini kepada para investor tentunya,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Perumnas Akan Lunasi Utang Rp 350 Miliar

Menurut dia, perseroannya telah melakukan restrukturisasi utang atas outstanding pinjaman perbankan dan institusi BUMN untuk dapat memperbaiki performa keuangan.

Implementasi atas transformasi bisnis dan operasi sedang dilakukan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan perusahaan dan peningkatan kinerja perusahaan secara jangka panjang.

Saat ini, kata Budi, Perumnas menempati peringkat idBBB- untuk kemampuan keuangan yang dikeluarkan oleh Pefindo.

"Artinya Perumnas memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dan memiliki kepentingan strategis terhadap pemerintah namun masih memiliki tekanan likuiditas yang tinggi akibat dari pandemi Covid-19," kata dia.

Bagi dia, hal ini mengindikasikan walau perlambatan terjadi di tengah pandemi yang masih berlangsung ini pihaknya mampu bertahan dan menggenjot kinerja untuk mengejar target.

Beragam terobosan dan inovasi terus digenjot salah satunya dengan konsep hunian terintegrasi transportasi atau yang familiar dengan sebutan TOD (Transit Oriented Development). Kemudian ada juga penerapan sistem precast pada rumah tapak yang bertujuan membangun rumah yang lebih cepat, rapi, dan kualitas yang lebih baik.

Baca juga: Pemerintah Beri Pinjaman Rp 650 Miliar ke Perumnas untuk Program 1 Juta Rumah

Sejalan dengan transformasi bisnis, Perumnas diproyeksikan dapat beroperasi dengan lebih baik sehingga mendapatkan peningkatan operating cash flow dalam tahun-tahun mendatang.

Sehingga dapat melakukan pembayaran utang restrukturisasi sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan.

"Percepatan penjualan persediaan eksisting Perumnas diharapkan stabil progresif selama tahun 2021 hingga 2024 dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas dan arus kas. Jumlah persediaan nasional Perumnas baik itu jenis Rumah Siap Huni dan Rumah Dalam Pembangunan sekitar 16 ribu unit, atau setara dengan potensi Pendapatan sebesar Rp 4,9 triliun," ungkapnya.

Oleh karena itu, segala bentuk transformasi bisnis sedang dilakukan, seperti digitalisasi marketing, peningkatan strategi partnership maupun penerapan sistem terintegrasi pada proses bisnis agar seluruh target dan pencapaian kinerja Perumnas dapat tercapai dan terus membaik.

"Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjalankan penugasan Pemerintah dalam menyediakan hunian masyarakat Indonesia. Pengalaman yang sudah tidak diragukan lagi menjadi developer serta terobosan inovasi yang sedang digarap akan menjadi pijakan Perumnas untuk menghadirkan hunian yang affordable di berbagai kota dengan kualitas yang baik pula," tutup Budi.

Baca juga: Wamen BUMN: Garuda, Waskita, dan Perumnas Harus Direstrukturisasi Secara Fundamental

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com