JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugoroho memperkirakan pertumbuhan tinggi ekonomi Indonesia tak akan bertahan lama.
Seperti diketahui, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen pada kuartal II-2021. Pertumbuhan tersebut sekaligus mengakhiri resesi ekonomi Indonesia yang terjadi sejak tahun lalu.
"Tentu kalau dikatakan apakah ini akhir dari resesi atau pertumbuhan semu atau ilusi, saya katakan ini pertumbuhan semu," ujarnya secara virtual, Jumat (6/8/2021).
"Di kuartal kedua dibandingkan sebelum pandemi itu pertumbuhan baru 3,87 persen. Jadi, kalau kita lihat di natural rate growth-nya tentu jawabannya kita belum mengarah ke sana (kondisi ekonomi sebelum pandemi)," sambung dia.
Baca juga: Super Air Jet Resmi Mengudara di Rute Jakarta-Batam dan Jakarta-Medan
Di sisi lain, masih terbatasnya aktivitas masyarakat akibat adanya pembatasan sosial dinilai membuat perekonomian RI belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Kita masih ada beberapa hal untuk prokes (protokol kesehatan), social distancing dan sebagainya, ini yang memang saya rasa membuat perekonomian kita masih tumbuh terbatas," ujar dia.
Pada kuartal III-2021, Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali tertekan. Sebab pada kuartal III-2021, pemerintah kembali melakukan pembatasan lebih ketat lewat PPKM darurat dan PPKM leval 4 akibat lonjakan kasus Covid-19.
"Bisa jadi pertumbuhannya (ekonomi kuartal III-2021) akan lebih menurun dibandingkan kuartal II-2021. Karena pada saat 2020, kuartal ketiga pelonggaran dari PSBB sedang dilakukan. Basis dari perbandingan pertumbuhan tersebut pasti akan berbeda," kata Andry.
Pada Kamis (5/8/2021), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 tumbuh 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, capaian ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 17 tahun yang lalu.
Secara garis besar, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 membuat ekonomi RI kembali ke zona positif. Tercatat sejak tahun 2020, RI memasuki resesi karena pertumbuhan ekonomi minus 4 kuartal berturut-turut.
Baca juga: Penjualan Batu Bara Adaro Turun 5 Persen pada Semester I-2021
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.