Penerbangan tersebut diawaki oleh Kapten Pilot J Maupin, Kopilot Opsir Udara III Sutardjo Sigit, juru radio Opsir Muda Udara III Adi Sumarmo serta seorang juru mesin Caesselbery.
Dakota RI-001 membawa empat penumpang, saudagar Aceh yang akan merintis hubungan dagang dengan luar negeri.
Baca juga: Sejarah Sandal Jepit Swallow, Pabriknya Berdiri Sejak Tahun 1987
Setelah melalui perawatan, Dakota RI-001 dinyatakan layak operasional sejak tanggal 20 Januari 1949. Inilah tonggah bersejarah yang akhirnya melatarbelakangi lahirnya maskapai pertama Indonesian Airways.
“Tidak memungkinkan untuk kembali ke tanah air berhubung berkecamuknya perang menghadapi Agresi Belanda II. Berhubung sudah terputusnya hubungan dengan pimpinan di tanah air maka Wiweko Supeno, Sutarjo Sigit, dan Sudaryono bersepakat untuk berjuang di luar negeri dengan cara lain,” tulis TNI AU.
Mereka lantas bersepakat untuk mengoperasikan pesawat tersebut di luar negeri melalui penerbangan komersial. Awalnya penerbangan komersial ini direncanakan di India, namun karena sudah ada perusahaan penerbangan India Nation Airline (INA) yang melayani penerbangan dalam negerinya sehingga perhatian dialihkan ke Burma.
Untuk bisa beroperasi di Burma, RI-001 harus dalam bentuk perusahaan air lines. Maka atas prakarsa Opsir Udara II Wiweko Supeno dan bantuan Marjuni (perwakilan RI di Burma) tanggal 26 Januari 1949 didirikanlah sebuah perusahaan penerbangan niaga.
Perusahaan yang didirikan tersebut bernama Indonesian Airways yang berpangkalan di Ranggon (Burma). Indonesian Airways berdiri dengan modal utama satu pesawat RI-001 Seulawah dengan personel antara lain J.H. Maupin (pilot), Alan Ladmore dan Caesselbery (juru mesin) dibantu oleh tenaga Indonesia, Opsir Udara III Wiweko Supomo, Opsir Udara II Sutardjo Sigit, dan Opsir Udara Sudarjono.
Baca juga: Kisah di Balik Sandal Jepit Swallow, Alas Kaki Populer Asli Indonesia
Tanggal 26 Januari 1949, Indonesian Airways sudah berada di Bandara Mingladon, Burma berjajar di antara perusahaan penerbangan lainnya. Pada hari itu juga RI-001 melaksanakan penerbangan pertamanya sebagai pesawat komersial.
“RI-001 Seulawah yang dioperasikan dengan nama perusahaan Indonesian Airways sebagai pesawat komerisal tidak seperti perusahaan penerbangan airline lainnya. RI-001 Seulawah tidak mengangkut penumpang perorangan,” tulis TNI AU.
Pesawat RI-001 dicharter oleh pemerintah Burma sebagai pesawat dalam operasi militer yang memang pada saat itu di Burma sedang terjadi pemberontakan dan pemerintahannya sibuk menumpas pemberontakan tersebut.
“Dalam kontrak penyewaan pesawaat RI-001 telah terjalin kerjasama yang baik dan saling pengertian dengan Jenderal Ne Win (Kepala Staf Angkatan Darat Burma) sehingga Indonesian Airways mendapat pembayaran tunai dalam melaksanakan angkutan udara untuk operasi militer,” jelas TNI AU.
Hampir semua wilayah Burma telah dijelajahi dan didarati oleh Indonesian Airways menggunakan pesawat RI-001 Seulawah, untuk keperluan niaga maupun untuk keperluan pemerintah dan militer.
“Meskipun beroperasi di Burma, Pesawat RI-001 dua kali menerobos blokade udara yang dilakukan oleh Belanda dari Ranggon ke Aceh dengan membawa bantuan persenjataan dan amunisi guna melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan,” beber TNI AU.
Pesawat RI-001 Seulawah ini merupakan pelopor penerbangan sipil nasional karena dengan pesawat inilah didirikan Indonesia Airways yang beroperasi di Burma.
Dana yang diperoleh oleh operasi penerbangan di Burma ini digunakan untuk membiayai kadet-kadet udara yang belajar di India dan Filipina.
Baca juga: Mengingat Menkeu RI yang Memilih Mundur: Samsi Hingga Sri Mulyani