Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Obligasi Dinilai Lebih "Kebal" Corona, Ini Alasannya

Kompas.com - 08/08/2021, 19:23 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Portfolio Manager, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Laras Febriany menilai lonjakan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran sudah diperkirakan dan diantisipasi pelaku pasar obligasi. Hal itu dinilai membuat pasar obligasi tidak terdampak buruk oleh lonjakan kasus Covid-19.

Laras mengatakan, ketahanan pasar obligasi yang lebih baik tahun ini karena didukung oleh beberapa faktor positif yaitu likuiditas domestik yang baik, rupiah yang stabil, dan valuasi obligasi yang masih menarik.

Valuasi obligasi yang masih menarik dibuktikan dari imbal hasil riil Indonesia yang merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan. Di sisi lain, pergerakan imbal hasil US Treasury juga lebih terjaga.

Pasar obligasi yang cenderung lebih tahan sentimen juga dipengarui oleh berkurangnya tekanan jual investor asing mengingat kepemilikannya pada obligasi domestik yang sudah cukup rendah atau di bawah 23 persen,” kata Laras dalam siaran pers, Minggu (8/8/2021).

Baca juga: Orang yang Berhak Menerima Zakat Disebut?

Sentimen positif di pasar domestik dan global juga berpotensi menggerakkan imbal hasil obligasi pemerintah denominasi rupiah tenor 10 tahun untuk dapat turun lebih dalam dari level saat ini.

Dua faktor penting yang dapat mendukung pergerakan pasar obligasi yaitu siklus suku bunga dan mekanisme dari sisi permintaan atau penawaran.

Laras mengatakan, kebutuhan untuk menjaga stabilitas rupiah, inflasi yang terkendali dan upaya untuk mendorong perekonomian, membuat Bank Indonesia mempertahankan kebijakan moneter akomodatif yang berdampak positif bagi pasar obligasi.

“Kondisi makro yang relatif positif berkontribusi pada imbal hasil riil obligasi Indonesia yang menarik. Selain itu, langkah pemerintah untuk mengurangi pasokan obligasi di paruh kedua menjadi katalis positif yang dapat mendukung pergerakan obligasi menjelang akhir tahun,” kata dia.

Laras menuturkan, pemerintah mengurangi target pembiayaan sebesar Rp 283 triliun menjadi Rp 924 triliun pada tahun ini. Hal itu karena pemerintah berencana untuk menggunakan SILPA atau Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran sehingga berpotensi mengurangi target pembiayaan sekitar 24 persen lebih rendah dari target sebelumnya.

Baca juga: Mengenal Asuransi Perjalanan Kartu Kredit

 

Pemerintah juga berencana untuk mengoptimalkan penerbitan obligasi ritel yang diharapkan dapat meningkatkan gairah investor domestik berinvestasi di pasar obligasi.

]“Penanganan pandemi yang efektif dan cepat turut diperlukan untuk mendorong sentimen yang lebih positif di pasar obligasi,” ucap dia.

Selain itu, Laras menilai investor juga perlu mencermati risiko yang muncul terkait dengan obligasi. Dari sisi eksternal, sentimen muncul dari volatilitas pada imbal hasil US Treasury, flight to safety pada dollar AS, ketegangan geopolitik, dan perubahan komunikasi kebijakan Fed.

Sementara faktor risiko dari sisi internal yaitu perlambatan ekonomi domestik yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat, yang berpengaruh terhadap outlook peringkat utang Indonesia serta dampaknya terhadap defisit anggaran pemerintah.

“Dengan mempertimbangkan outlook , obligasi Indonesia masih menawarkan upside potential yang baik. Kami menilai level saat ini masih cukup menarik bagi investor untuk berinvestasi,” ujar dia.

Baca juga: Daftar RS Darurat Baru di 33 Lokasi, Total Kapasitas 8.800 Tempat Tidur

Guna meminimalisir risiko kredit pada obligasi korporasi, Laras mengimbau investor untuk menerapkan tiga strategi diantaranya, analisa kredit internal yang ketat meliputi on going review dan monitoring.

Kemudian, limitasi pembobotan investasi pada setiap nama emiten sesuai dengan peringkat internal yang diberikan, dan selanjutnya mengurangi risiko konsentrasi pada sektor tertentu dengan melakukan diversifikasi pada beberapa sektor usaha yang berbeda.

“Pada kondisi ini, pemilihan investasi difokuskan pada perusahaan berkualitas tinggi, mencakup fundamental yang baik, profil kredit dan parental support yang kuat, serta tidak terlalu rentan terhadap perubahan siklus ekonomi. Sejauh ini strategi investasi yang diterapkan terbukti berhasil memberikan dorongan kinerja yang baik pada portofolio dengan tingkat volatilitas yang relatif rendah,” kata dia.

Baca juga: Amazon Siapkan Hadiah Total Rp 29 Miliar Untuk Pegawai yang Sudah vaksin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com