Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peter Gontha Kembali Ingin Mundur dari Komisaris Garuda Indonesia, Ada Apa?

Kompas.com - 09/08/2021, 19:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peter F Gontha mengungkapkan bakal berhenti dari jabatannya sebagai Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Kendati demikian, Peter enggan menjelaskan alasan dirinya berhenti dari posisi petinggi maskapai pelat merah itu.

"Sudah waktunya diambil alih yang lebih mengerti," ujar Peter kepada Kompas.com, Senin (9/8/2021).

Baca juga: Serikat Karyawan Garuda Indonesia Minta Syarat Tes PCR Bagi Penumpang Diganti Jadi Antigen

Saat disinggung penyebab dirinya mundur dari posisi komisaris lantaran ada masalah internal, Peter enggan menjawab secara jelas.

Dirinya hanya membalas dengan emoji tersenyum yang mengenakan kacamata hitam, atau dalam bahasa sehari-hari diartinya sebagai 'stay cool' atau 'keren'.

"Emoticon yang berbicara," jawabnya singkat.

Kabar mundurnya Peter dari komisaris Garuda Indonesia bermula dari akun Instagram resminya @petergontha yang memposting sebuah foto dirinya sedang bersama anggota dewan komisaris lainnya.

Dalam caption ia menulis bahwa komisaris yang berada di tengah pada foto tersebut, yang tak lain adalah dirinya, akan behenti atau diganti atau diberhentikan.

"Foto ini saya terima dari Pak Triawan Munaf. Lima anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia. Yang pasti yang tengah tanggal 14 Agustus akan berhenti/diganti/diberhentikan karena sudah minta berhenti Januari lalu. Terima kasih atas kepercayaannya selama ini," ungkapnya dalam akun Instagram seperti dikutip Kompas.com, Senin (9/8/2021).

Garuda Indonesia sendiri memang akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 13 Agustus 2021 mendatang. RUPS tersebut terdiri dari 7 agenda yang salah satunya adalah perubahan pengurus perseroan.

Baca juga: Digugat PKPU oleh My Indo Airlines, Ini Respons Bos Garuda Indonesia

Seperti diketahui, Peter merupakan salah satu komisaris yang bersuara terkait permasalahan yang terjadi di Garuda Indonesia.

Beberapa waktu lalu, ketika perusahaan mengalami kondisi keuangan yang kritis, ia melayangkan surat ke pihak direksi untuk menangguhkan gaji dewan komisaris.

Dalam surat itu, selain memahami kondisi keuangan Garuda Indonesia, ia juga menyebut alasan lainnya karena minimnya keterlibatan komisaris.

Peter bilang, keputusan yang diambil Kementerian BUMN secara sepihak tanpa koordinasi dan melibatkan dewan komisaris, saran komisaris yang tidak diperlukan, serta aktivitas komisaris yang hanya 5-6 jam per minggu.

"Maka kami mohon, demi sedikit meringankan beban perusahaan, untuk segera, mulai bulan Mei 2021, yang memang pembayarannya ditangguhkan, memberhentikan pembayaran honorarium bulanan kami sampai rapat pemegang saham mendatang," tulisnya dalam surat tertanggal Rabu (2/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com