Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Senang Peningkatan Investor BEI Didominasi Domestik dan Milenial

Kompas.com - 10/08/2021, 12:24 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa senangnya terhadap jumlah investor yang masuk di Pasar Modal Indonesia. Hingga 31 Juli 2021, tercatat jumlah investor di Pasar Modal meningkat 50,0 persen.

Ungkapan ini Jokowi sampaikan dalam pelaksanaan secara virtual HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia. Apalagi investor yang masuk itu merupakan warga negara Indonesia alias investor domestik dan rata-rata berumur di bawah 30 tahun (milenial).

"Saya juga mendengar kabar baik dari Pasar Modal. Pasar Modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan. Sampai Juli 2021, meningkat 50,0 persen, naik lebih dari empat kali lipat sejak 2017. Yang saya senang ada peningkatan investor di Pasar Modal, didominasi investor domestik, didominasi investor milenial," ujarnya dalam tayangan YouTube IDX Channel, Selasa (10/8/2021).

Baca juga: Ini 4 Tips Investasi bagi Milenial

Kenaikan jumlah investor itu, sebut Presiden, dapat meningkatkan ketahanan Pasar Modal Indonesia terhadap berbagai tekanan.

Selain itu, selama pandemi Covid-19, jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak menurun.

"Jumlah IPO-nya tertinggi di ASEAN, hingga akhir bulan Juli 2021, tercatat ada 27 IPO baru," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, industri Pasar Modal masih dalam kondisi yang stabil di tahun ini.

Ia menyebutkan, hingga 9 Agustus 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen secara year to date (ytd).

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Bukalapak Toreh Sejarah sebagai Unicorn Pertama yang IPO

Dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp 18,24 triliun (ytd). Penghimpunan dana melalui Pasar Modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36 persen (year on year/yoy) atau sebesar Rp 117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum.

"Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up, yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin. Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020, yang sebesar Rp 118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi, yakni di akhir tahun 2021," ucap Wimboh.

Berdasarkan catatan OJK, masih terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp 52,56 triliun, dengan 40 penawaran umum di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO.

"Ke depan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis supply antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy atau start-up untuk melakukan yang diharapkan dapat meramaikan perdagangan saham di BEI," harapnya.

Baca juga: Apa Itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com