Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingatkan Pasar Modal Waspada Kondisi Ekonomi RI Kuartal III 2021

Kompas.com - 10/08/2021, 12:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal III tahun ini, termasuk dampaknya terhadap Pasar Modal.

Faktor kewaspadaan tersebut bersumber mewabahnya virus varian delta yang masuk ke Tanah Air yang membuat pemerintah memperketat mobilitas masyarakat dengan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Ini dilakukan sebagai pencegahan penyebaran virus dan menekan angka kasus positif Covid-19.

Baca juga: Indef Sarankan Pemerintah Naikkan Gaji PNS, TNI, dan Polri untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi

"Namun demikian, kita harus tetap waspada. Di kuartal ketiga tahun 2021 ini, kondisi perekonomian lebih berat. Kita tahu awal bulan Juli, varian delta telah memaksa kita untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak kepada ekonomi nasional kita. Hal inilah yang harus diwaspadai termasuk Pasar Modal kita," kata Jokowi dalam sambutan virtual HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Menurut Presiden, Pasar Modal Indonesia mempunyai peluang tumbuh lebih baik.

Saat awal pandemi Covid-19 dan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diklaim meningkat Rp 7,5 triliun sampai dengan Rp 8 triliun.

Bahkan, lanjut Jokowi, setelah PSBB kedua berakhir, nilai transaksi harian mencapai Rp 13,1 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Sistem OSS Beri Kepastian, Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional

Menurut dia, momentum ini harus terus dijaga, peningkatan kepercayaan terhadap Pasar Modal harus menjadi prioritas. Digitalisasi juga harus dipercepat serta produktivitas dan pelayanan tetap terus diperbaiki.

"Saya memahami betapa beratnya tekanan pandemi Covid-19 ini terhadap para pelaku Pasar Modal. Ini memang ujian berat namun kita tetap bisa mempertahankan geliat perekonomian kita. Kita bersyukur perekonomian Indonesia di kuartal kedua 2021, artinya di bulan April, Mei, dan Juni tumbuh 7,07 persen," sebut Jokowi.

Sebelumnya, perekonomian RI selama tahun 2020 lalu, berturut-turut mengalami kontraksi yang dalam minus. Pada kuartal II 2020, ekonomi terkontraksi 5,32 persen.

Setelah mencapai titik terendah, ekonomi nasional bergerak naik ke minus 3,49 persen di kuartal III 2020.

Kemudian, masih terkontraksi minus 2,19 persen di kuartal IV 2020. Pada kuartal pertama 2021, pertumbuhan ekonomi RI tetap terkontraksi meski mulai mengarah ke luar dari resesi, tercatat minus 0,71 persen.

Baca juga: Strategi Bank BUMN Jaga Laju Pemulihan Ekonomi Nasional

"Akhirnya, kita bisa tumbuh lebih cepat lagi hingga kita bisa keluar dari resesi. Capaian ini telah dicapai selama empat tahun berturut-turut," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com