Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Diminta Segera Beralih ke Energi Bersih, Erick Thohir: Ini Enggak Bisa Ditawar

Kompas.com - 13/08/2021, 05:48 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT PLN (Persero) untuk segera melaksanakan transformasi menuju energi baru terbarukan (EBT).

PLN didorong untuk terus menekan penggunaan energi fosil, dan menggenjot pemanfaatan energi ramah lingkungan.

Saat ini berbagai negara di dunia tengah mengembangkan infrastrukturnya untuk meningkatkan pemanfaatan EBT.

Baca juga: PLN Akan Produksi Oksigen Medis hingga 2 Ton Per Hari

Ini selaras dengan komitmen internasional terkait pengurangan emisi karbon untuk menciptakan ekosistem lingkungan yang lebih baik.

Oleh karenanya, mantan bos Inter Milan itu menyebutkan, PLN sebagai perusahaa  penyedia listrik nasional perlu melakukan hal yang sama.

Energi ramah lingkungan dipastikan harus menjadi sumber utama penopang perekonomian ke depan.

"Kalau PLN enggak bertransformasi, listrik enggak ramah lingkungan, hasil produksi negara kita juga enggak diakui di negara lain. Ini enggak bisa ditawar," kata Erick dalam Launching Produksi Oksigen PLN Peduli, Kamis (12/8/2021).

Dalam kurun waktu 19 tahun ke depan, PLN diminta Erick untuk dapat mengkonversi sekitar 21 giga watt (GW) pembangkit bersumber energi fosil ke energi bersih.

Baca juga: Pesan Erick Thohir ke PLN: Stop Permainan Proyek yang Enggak Penting

Kemudian, 15 tahun selanjutnya, PLN perlu mengkonversi 29 GW menjadi pembangkit berbasis energi bersih.

"Ini sesuatu yang enggak terelakkan," ujar Erick.

Erick menyadari, PLN memiliki sejumlah penugasan dari pemerintah, mulai dari pemberian subsidi listrik hingga hingga terbaru menyalurkan oksigen medis, sehingga anggaran operasionalnya besar.

Selain itu, PLN juga masih memiliki kewajiban atau utang yang hampir mencapai Rp 500 triliun pada tahun lalu.

Untuk dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, sekaligus melakukan transformasi, PLN didorong untuk terus menciptakan efisiensi.

Baca juga: PLN Pasok Listrik Blok Rokan, Erick Thohir:Kita Harus Membuktikan bahwa BUMN Mampu...

Dengan demikian, anggaran modal investasi atau capital expenditure (capex) perseroan dapat ditekan.

"Enggak usah ada lagi proyek aneh-aneh. Stop permainanan proyek yang enggak penting,” ucap Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com