Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Alia dan Prieds, 2 Startup yang Hadirkan Solusi di Era Disrupsi

Kompas.com - 13/08/2021, 11:17 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sadar atau tidak, era disrupsi digital sudah di depan mata. Sekarang, bukan zamannya lagi seseorang harus selalu pergi ke bank untuk mentransfer uang. Bukan pula masanya seorang kasir di sebuah kedai food and beverage ternama menghitung pemasukan secara manual.

Pasalnya, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital membuat kedua contoh aktivitas tersebut mulai ditinggalkan. 

Saat ini, beberapa teknologi digital sudah bisa mengganti peran manusia dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Hal tersebut pada akhirnya mengubah gaya hidup generasi masa kini. Akibatnya, terjadi efek domino yang saling berkaitan setelahnya, yakni pergeseran kebutuhan di lingkup masyarakat.

Baca juga: Peluang, Penetrasi Layanan Digital Konsumen Indonesia Meningkat Signifikan Saat Pandemi

Bila dipandang dari segi bisnis, hal itu bisa menjadi peluang bagi industri untuk menawarkan jasa guna memenuhi kebutuhan baru tersebut, seperti yang dilakukan oleh dua startup asal Indonesia, Alia dan Prieds.

Alia dan Prieds merupakan dua early stage startup terpilih dari total 15 perusahaan rintisan yang telah mengikuti program Startup Studio Indonesia batch kedua. Untuk mengenal lebih jauh tentang kedua startup tersebut, simak ulasan berikut.

Perjalanan perusahaan rintisan Alia dimulai ketika Nadia Amalia (CEO and Co-Founder) dan Fransisca Susan (CTO and Co-Founder) mengikuti fintech pitching competition di Massachusets Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. DOK. ALIA Perjalanan perusahaan rintisan Alia dimulai ketika Nadia Amalia (CEO and Co-Founder) dan Fransisca Susan (CTO and Co-Founder) mengikuti fintech pitching competition di Massachusets Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

Alia, aplikasi keuangan berbasis AI

Perkembangan sektor finansial saat ini tumbuh begitu pesat. Buktinya, banyak produk finansial yang dihadirkan oleh perusahaan perbankan dan non-perbankan di Tanah Air.

Di satu sisi, perkembangan tersebut memberikan keuntungan bagi masyarakat. Sebab, masyarakat memiliki sejumlah pilihan produk yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Namun, di sisi lain, banyaknya produk finansial yang beredar membuat masyarakat kesulitan dalam menentukan produk yang sesuai dengan situasi keuangannya. Ambil contoh, masalah yang terjadi pada generasi milenial dan generasi Z.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alvara Strategic pada 2020, kedua generasi itu cenderung memiliki pola konsumsi yang lebih boros dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Baca juga: Berawal dari Kekhawatiran, 2 Startup Ini Kembangkan Produk untuk Berdayakan UMKM Indonesia

Semakin banyak produk finansial dan pola konsumsi yang cenderung boros akhirnya menyebabkan generasi milenial dan generasi Z kesulitan dalam mengontrol serta mengelola keuangan. Nyatanya, rata-rata milenial hanya menabung kurang dari 10 persen dari pendapatan per bulan.

Melihat permasalahan tersebut, tiga perempuan yang terdiri dari Nadia Amalia (CEO and Co-Founder), Fransisca Susan (CTO and Co-Founder), dan Fadhila (COO and Co-Founder) berinisiatif membangun Alia.

Nadia mengatakan, Alia merupakan startup yang berfokus pada aplikasi keuangan pribadi berbasis artificial intelligence (AI).

Baca juga: Peran Pemodal Ventura sebagai Katalisator Startup

Perjalanan perusahaan rintisan Alia dimulai ketika Nadia dan Susan mengikuti fintech pitching competition di Massachusets Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Kemudian, mereka membangun Alia dengan misi meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui teknologi.

“Kehadiran Alia diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pengelolaan finansial banyak orang, terutama generasi muda,” kata Nadia kepada Kompas.com dalam acara Profiling Startup yang diselenggarakan oleh Startup Studio Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Harapannya, lanjut Nadia, masyarakat dapat memiliki pemahaman dan manajemen keuangan yang lebih baik.

“Kami juga ingin membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan analisis data dan menghadirkan pendampingan konsultan keuangan dengan biaya yang lebih terjangkau,” jelas Nadia.

Baca juga: Huawei Investasikan Rp 1,43 Triliun untuk Ekosistem Startup Asia Pasifik

Sebagai informasi, Alia menyediakan solusi end-to-end (terintegrasi) untuk seluruh kebutuhan finansial masing-masing individu.

Terdapat beberapa fitur yang menjadi keunggulan Alia, salah satunya Automatic Financial Planning. Fitur ini dihadirkan untuk mengintegrasikan seluruh produk finansial yang dimiliki nasabah untuk memberikan gambaran menyeluruh atas transaksi keuangannya.

Ada pula fitur Financial Habit Analytics dan AI Recommendation yang menyediakan analisis terhadap kebiasaan pengeluaran nasabah serta memberikan rekomendasi melalui pemanfaatan teknologi AI.

“Lalu, ada fitur Financial Consultation yang didukung oleh konsultan keuangan berpengalaman untuk melayani nasabah terkait pengelolaan keuangan,” ujar Nadia.

Bagi penyedia jasa finansial seperti Alia, faktor keamanan menjadi prioritas pertama yang harus dihadirkan. Oleh karena itu, Alia tidak pernah meyimpan data kredensial pengguna, seperti username atau password di dalam aplikasi.

Baca juga: Kemenkominfo Luncurkan Program Hub.id guna Tingkatkan Potensi Startup di Indonesia

“Jadi, setiap pengguna yang ingin masuk ke dalam platform harus melakukan login ulang karena data sensitif tersebut tidak disimpan, melainkan hanya dikirimkan melalui enkripsi khusus,” jelas Nadia.

Sejak resmi diluncurkan pada Januari 2020, Alia kini telah membantu 20.000 nasabah dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,5 triliun. Aplikasi Alia pun dapat diunduh secara gratis di App Store dan Play Store.

Mark Gabriel Priyono (CEO and Co-Founder) dan Julianto Yauwin (CTO and Co-Founder) merupakan dua orang di balik perusahaan rintisan Prieds.DOK. PRIEDS Mark Gabriel Priyono (CEO and Co-Founder) dan Julianto Yauwin (CTO and Co-Founder) merupakan dua orang di balik perusahaan rintisan Prieds.

Prieds, solusi bisnis berbasis ERP dan IoT

Sejak diluncurkan pada 2018, Prieds memiliki misi untuk mendukung akselerasi teknologi 4.0 bagi sektor industri di Indonesia. Mark Gabriel Priyono (CEO and Co-Founder) dan Julianto Yauwin (CTO and Co-Founder) merupakan dua orang di balik perusahaan rintisan ini.

Adapun fokus utama Prieds lahir dari kebutuhan sektor industri dalam meningkatkan ketahanan dan kelincahan operasional bisnis, utamanya yang berkaitan dengan digital pada era disrupsi. Terutama, karena kebutuhan tersebut semakin terasa di masa pandemi Covid-19. 

Baca juga: Bukalapak, Startup Unicorn Indonesia Pertama yang Gelar IPO

Mark mengatakan, Sebagai perusahaan bisnis dan teknologi software as a service (SaaS), Prieds menyediakan solusi software enterprise resource planning (ERP) berbasis cloud dan perangkat hardware terkoneksi berbasis internet of things (IoT) yang terintegrasi. Solusi itu bertujuan untuk pengelolaan bisnis yang lebih efisien.

Beberapa solusi yang disediakan oleh Prieds antara lain business intelligence dashboard, machine and automation, production and manufacturing management, smart warehouse and asset management, serta smart office.

“Selanjutnya, terdapat solusi maintenance management system, customer relationship management, point of sales (POS), serta finance and accounting,” kata Mark kepada Kompas.com pada kesempatan sama.

Prieds, lanjutnya, memiliki dua model layanan produk yang disesuaikan dengan karateristik dan kebutuhan segmen klien.

Baca juga: Startup Indonesia Panen Suntikan Modal

Pertama, Prieds Lite yang difokuskan untuk sektor UMKM. Produk ini menyediakan solusi manajemen kasir (POS), akuntansi, persediaan, stok, pembelian, produksi, dan integrasi sistem e-commerce.

Kedua, Prieds Premium untuk industri menengah ke atas yang membutuhkan solusi lebih komprehensif. Produk ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan implementasi hardware IoT.

“Saat ini, Prieds telah memiliki lebih dari 15 modul untuk dimanfaatkan klien, di antaranya bidang IoT, akuntansi, gudang, purchasing and procurement, dan produksi. Sistem modular ini memberikan keuntungan bagi klien karena mereka dapat memilih modul yang sesuai dengan kebutuhan bisni,” jelas Mark.

Sebagai penyedia jasa ERP asal Indonesia, Prieds juga telah bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, seperti Telkom Indonesia, Kawan Lama Sejahtera, dan Sanco Indonesia. Ke depan, Prieds akan menghadirkan service marketplace untuk memperluas layanan dan mengembangkan ekosistem bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com