Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi di AS Sebut Postur Tubuh Karyawan Berpengaruh Pada Pendapatan

Kompas.com - 15/08/2021, 20:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang diterbitkan di PLOS One menemukan adanya hubungan antara bentuk tubuh seseorang dengan pendapatan.

Temuan ini memberikan banyak bukti bahwa bentuk tubuh seseorang yang menarik secara fisik, cenderung menghasilkan pendapatan yang lebih banyak dibandingkan rekan-rekan lain yang kurang menarik.

Mengutip Psypost, Minggu (15/8/2021), penelitian ini dilakukan seorang profesor di The University of Iowa Suyong Song dan rekan-rekannya yang berkolaborasi dengan penulis dari University of Virginia Stephen Baek.

Baca juga: Menaker: Penyandang Disabilitas Kerap Menghadapi Diskriminasi di Dunia Kerja

Mereka menggunakan data pemindaian tubuh tiga dimensi dan teknik pembelajaran mesin canggih, yang disebut graphical autoencoder.

Lewat metode pembelajaran mesin itu, para peneliti mengidentifikasi dan memindai fisik dari 2.383 individu dari Amerika Utara.

Data tersebut berasal dari proyek Civilian American and European Surface Anthropometry Resource (CAESAR), sebuah studi yang dilakukan oleh Angkatan Udara AS dari periode 1998 hingga 2000.

Kumpulan data tersebut mencakup informasi rinci demografis , pengukuran tubuh caliper, dan pemindaian seluruh tubuh peserta secara dimensi digital.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan secara statistik, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penampilan fisik dan pendapatan keluarga. Hubungan tersebut berbeda antara jenis kelamin.

“Secara khusus, perawakan pria berdampak positif pada pendapatan keluarga, sedangkan obesitas pada wanita berdampak negatif pada pendapatan keluarga," ujar Song.

Hilangkan Diskriminasi

Para peneliti menemukan bahwa tinggi badan para pekerja laki-laki di AS berhubungan dengan besaran upah yang mereka terima.

Bagi pekerja laki-laki dengan penghasilan rata-rata 70.000 dollar AS, setiap kenaikan satu sentimeter tinggi badan, maka penghasilan mereka juga ikut naik sekitar 998 dollar AS.

Sedangkan, pada perempuan dengan penghasilan rata-rata 70.000 dollar AS, setiap penurunan satu tingkat pada indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) maka penghasilannya naik sekitar 934 dollar AS.

Baca juga: Menaker Dorong Aksi Menentang Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

“Hasilnya menunjukkan bahwa daya tarik fisik premium terus terjadi. Selain itu, hubungan antara bentuk tubuh dan pendapatan bersifat heterogen antar-gender,” kata Song.

“Temuan kami juga menyoroti pentingnya mengukur bentuk tubuh dengan benar untuk memberikan kebijakan publik yang memadai untuk meningkatkan perawatan kesehatan, mengurangi diskriminasi, serta bias di pasar tenaga kerja. Kami menyarankan bahwa, pertama upaya untuk meningkatkan kesadaran akan diskriminasi tersebut harus dilakukan melalui pelatihan etika/non-diskriminasi di tempat kerja; dan kedua menerapkan mekanisme untuk meminimalkan bias selama proses perekrutan dan promosi, seperti wawancara buta, harus didorong,” lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com