Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Potensi Kebocoran Data dari Jasa Cetak Kartu Vaksin | Pemerintah Bebaskan PNBP Tes Antigen

Kompas.com - 16/08/2021, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Hati-Hati, Ada Potensi Kebocoran Data dari Penggunaan Jasa Cetak Kartu Vaksin

Kementerian Perdagangan (Perdagangan) mengungkapkan ada potensi kebocoran data dari penggunaan jasa cetak kartu vaksin Covid-19.

Sebagaimana diketahui, saat ini marak jasa yang menawarkan cetak kartu vaksin untuk mempermudah masyarakat memenuhi syarat memperoleh layanan publik maupun swasta.

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Veri Anggrijono mengatakan, untuk mencetak kartu vaksin, konsumen pengguna jasa ini harus memberikan tautan untuk membuka sertifikat vaksinasi Covid-19 yang memuat data pribadi seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau informasi pribadi lainnya.

“Oleh karena penyerahan tautan pesan singkat kepada pelaku usaha pencetak kartu sudah vaksin Covid-19 akan berisiko terhadap perlindungan data pribadi konsumen,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (15/8/2021).

Selengkapnya baca di sini

2. Cegah Kebocoran Data, Kemendag Blokir 2.453 Jasa Cetak Kartu Vaksin di Marketplace

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menertibkan perdagangan jasa cetak kartu vaksin Covid-19 di platform marketplace (lokapasar) guna mencegah kebocoran data pribadi masyarakat yang telah melakukan vaksinasi.

Langkah ini dilakukan bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Veri Anggrijono mengatakan, hingga saat ini sudah sebanyak 2.453 produk dan jasa pencetakan kartu vaksin di marketplace yang telah diblokir oleh pemerintah.

"Sejauh ini sudah dilakukan pemblokiran sebanyak 137 kata kunci (keywords) dan 2.453 produk dan jasa pencetakan kartu vaksin," ungkapnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (15/8/2021).

Simak rinciannya di sini

3. Pemerintah Bebaskan PNBP Uji Validitas Tes Antigen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membebaskan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas Uji validitas Rapid Diagnostic Test Antigen yang dilaksanakan oleh laboratorium lingkup Kementerian Kesehatan.

Ketentuan ini dikeluarkan melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan nomor 104/PMK.02/2021 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Layanan Uji Validitas Rapid Diagnostic Test Antigen pada Kementerian Kesehatan.

“Tarif PNBP uji validitas Rapid Diagnostic Test Antigen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat ditetapkan sampai Rp 0,00 atau nol rupiah atau 0 persen,” demikian kutipan keterangan resmi Kemenkeu di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).

Uji validitas Rapid Diagnostic Test Antigen yang dilaksanakan oleh laboratorium lingkup Kementerian Kesehatan dengan adanya peraturan ini maka dikenakan tarif sebesar Rp 694 ribu per tes.

Baca selengkapnya di sini

4. Simak, Ini Syarat Naik KRL, Transjakarta, dan MRT Selama PPKM Level 4

Pemerintah memutuksan untuk melakukan perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga 16 Agustus 2021 esok.

Perusahaan penyedia jasa transportasi umum pun melakukan penyesuaian kebijakan operasional seiring dengan perpanjangan PPKM tersebut, termasuk PT Transjakarta, PT KAI Commuter, dan PT MRT Jakarta.

Untuk Transjakarta atau busway, kini setiap penumpang diwajibkan untuk menunjukkan sertifikat vaksinasi Covid-19. Sebelumnya, syarat naik Transjakarta yakni menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP).

Selain itu, selama penerapatan masa PPKM level 4 Transjakarta akan beroperasi mulai pukul 05.00-20.30 WIB per 12 Agustus 2021 kemarin.

Selengkapnya simak di sini

5. Jaya Suprana yang Diberitakan Meninggal Dunia...

Kemarin siang beredar di beberapa WAG berita tentang Jaya Suprana yang meninggal dunia karena Covid setelah dirawat selama 1 bulan.

Agak kaget juga saya, karena beberapa hari sebelumnya saya masih berbincang dengan beliau dan bahkan satu hari sebelum berita duka masih terlihat postingan Jaya Suprana di salah satu WAG.

Segera saya kontak beliau dan tidak sampai tone panggilan berdering dua kali sudah terdengar suara Jaya Suprana berseru Halo yang langsung saya respon dengan halo salam sehat pak Jaya.

Saya tidak menanyakan tentang berita duka. Saya hanya mengatakan bahwa ada beredar berita hoaks, yang langsung saja dijawab oleh Jaya Suprana, bukan hoaks, itu berita benar ini Anda tengah berbicara dengan arwah saya.

Pensaran kelanjutannya seperti apa? Simak tulisan Kolom dari Chappy Hakim ini di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com