Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Investasi Reksadana Saham? Perhatikan 3 Hal Ini

Kompas.com - 16/08/2021, 08:39 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia berhasil keluar dari resesi ekonomi dengan mencatatkan pertumbuhan positif 7,07 persen YoY di kuartal kedua tahun 2021. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi para investor untuk melakukan investasi, utamanya investor jangka panjang atau investor dengan profil risiko agresif.

Investor jangka panjang atau agresif tentunya memiliki kesesuaian dengan jenis investasi yang pergerakannya fluktuatif, seperti reksadana saham misalnya. Sebagai instrument investasi dengan porsi terbesar penempatan dananya pada saham atau efek ekuitas, pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu katalis positif bagi reksadana saham.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan percepatan vaksinasi Covid-19, ada peluang yang besar dalam investasi reksadana saham.

Baca juga: Mengenal Reksadana Pasar Uang Beserta Untung Ruginya

“Menilik peluang potensi pemulihan ekonomi lebih lanjut di tengah program vaksinasi yang terus dipercepat, reksa dana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang dan atau berprofil agresif,” ujar Freddy melalui siaran pers, Jumat (13/8/2021).

Namun demikian, berinvestasi tanpa pengetahuan yang memumpuni juga akan berisiko tinggi bagi investor.

Nah, untuk mencegah hal tersebut ada beberapa kiat-kiat khusus yang bisa Anda lakukan untuk memilih dan membeli reksa danasaham, antara lain :

1. Sesuaikan dengan tujuan investasi

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum memilih reksadana saham adalah memastikan kapan dana investasi ini akan dimanfaatkan. Berinvestasi di reksa dana saham memang menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, namun juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.

“Jadi, silakan manfaatkan reksadana saham untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih. Misalnya untuk persiapan pension,” ungkap Freddy.

Untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, sedikit porsi reksa dana saham tetap bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi kita secara keseluruhan.

Misalkan 10 persen dari komposisi portofolio kita ditempatkan di reksadana saham, maka sisanya bisa ditempatkan di investasi lainnya yang risikonya cenderung lebih rendah, seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang.

2. Pastikan perusahaan Manajer Investasi terpercaya

Manajer Investasi (MI) memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola dana investasi para investor reksadana. Oleh karena itu, kamu harus mencari tahu rekam jejak MI yang akan mengelola danamu. Untuk memastikannya, kamu bisa melakukan Cek legalitas MI di situs OJK (https://reksadana.ojk.go.id/Public/ManajerInvestasiList.aspx).

“Kita juga bisa memeriksa rekam jejak MI melalui situs perusahaan MI maupun beragam artikel berita. Selain itu, ada baiknya untuk mengetahui perusahaan yang terafiliasi dengan MI tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di MI tersebut,” tegas dia.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Reksadana

3. Pahami strategi pengelolaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com