Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal II 2021, Utang Luar Negeri Indonesia Turun Tipis

Kompas.com - 16/08/2021, 13:40 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II-2021 sebesar 415,1 miliar dollar AS, atau setara Rp 5.971 triliun (asumsi kurs Rp 14.388 per dollar AS).

Posisi tersebut turun 0,1 persen dibanding kuartal sebelumya (quarter to quarter/qtq) sebesar 415,3 miliar dollar AS.

Kepala Departermen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, secara tahunan, pertumbuhan ULN kuartal II-2021 juga melambat, dari 7,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 1,9 persen yoy.

Baca juga: Daftar 10 Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar, Indonesia Nomor Berapa?

"Perkembangan tersebut didorong oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah dan kontraksi ULN swasta," kata Erwin dalam keterangannya, Senin (16/8/2021).

Erwin merinci, posisi ULN pemerintah pada periode April-Juni 2021 sebesar 205 miliar dollar AS, tumbuh 4,3 persen secara yoy.

Namun demikian, pertumbuhan ini lebih rendah dibanding kuartal I-2021 yakni sebesar 12,6 persen yoy.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi pinjaman luar negeri seiring dengan pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama kuartal II 2021.

"Pelunasan pinjaman luar negeri tersebut menjadi bagian penting dalam menjaga kredibilitas Pemerintah dalam mengelola ULN," ujar Erwin.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Naik Makin Cepat, Buat Apa Saja?

ULN pemerintah mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8 persen dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor konstruksi (15,4 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6 persen).

Sementara itu, posisi ULN swasta pada periode kuartal II-2021 sebesar 207,2 miliar dollar AS, terkontraksi 0,5 persen secara yoy.

Realisasi ini menurun dibanding kuartal I-2021, yang mengalmi pertumbuhan sebesar 2,6 persen secara yoy.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,3 persen total ULN swasta.

Berdasarkan realisasi tersebut, Erwin mengklaim, posisi ULN Indonesia pada kuartal II-2021 tetap terkendali.

Baca juga: Pemerintah Bakal Kembali Tarik Utang Pekan Depan, Maksimal Rp 49,5 Triliun

Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,5 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 39 persen.

"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,4 persen dari total ULN," ucap Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com