CIMB Niaga juga berhasil meraup pertumbuhan KPR 7,3 persen yoy per Juni 2021. Bahkan pada bulan lalu, pencairan KPR baru perusahaan telah mencapai Rp 820 miliar meskipun tengah terjadi PPKM Darurat. Rata-rata ticket size KPR perusahaan meningkat jadi Rp 890 jutaan dari tahun lalu di Rp 700 juta.
Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi memandang, perpanjang insentif pajak akan membuat masyarakat tetap melakukan pembelian properti meskipun masih dalam pandemi. Perseroan yakin target KPR tumbuh 7,5 persen bakal terlampaui dengan insentif itu.
"Kami tidak revisi target, tetapi kami yakin bisa mencapai lebih dari target sampai akhir tahun," ujarnya.
Sementara itu, Bank Permata memperkirakan penyaluran KPR tahun ini bisa tumbuh sekitar 20 persen-30 persen. Semester I, perusahaan telah menorehkan pertumbuhan 20 persen yoy dengan ticket size Rp 800 juta.
Baca juga: Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen, Jokowi: Perlu Dijaga Momentumnya
Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking Bank Permata mengatakan, perpanjangan insentif pajak akan meningkatkan minat orang beli rumah.
Sedangkan BNI mencatat KPR tumbuh di atas 6 persen yoy per Juli dengan ticket size rata-rata Rp 300 juta. Itu jauh dari target pertumbuhan yang sebelumnya ditetapkan sebesar 3,5 persen pada tahun ini.
Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi bilang, pemberian insentif PPn cukup efektif dalam mendorong penyaluran KPR perseroan. Perseroan pun akan naikkan target pada semester II ini. (Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: KPR perbankan melesat didorong insentif pemerintah dan regulator di sektor properti