Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Minta Masyarakat Tidak Main Layang-layang Dekat Jaringan Listrik

Kompas.com - 17/08/2021, 15:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) mengimbau masyarakat untuk tidak bermain layang-layang di sekitar instalasi PLN, apalagi menggunakan layang-layang berkawat yang dapat menghantarkan listrik.

Pasalnya kata PLN, bila layang-layang berkawat tersebut menempel pada jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150.000 Volt dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500.000 Volt, maka akan menyebabkan hubung singkat atau korsleting yang dapat membahayakan nyawa orang.

Selain itu korsleting listrik juga bisa berakibat terganggunya pasokan listrik, termasuk ke rumah sakit rujukan Covid-19, sentra vaksinasi, dan produsen oksigen yang sangat penting perannya dalam penanganan pandemi.

Baca juga: Jasa Cetak Kartu Vaksin Covid-19 Masih Bertebaran di Marketplace

"Kami memahami juga hobi masyarakat dalam bermain layang-layang, meski demikian diimbau agar melakukan di tempat yang tepat serta tidak membahayakan bagi pemain maupun jaringan tenaga listrik sehingga tidak mengganggu kepentingan umum," kata Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS dalam keterangan tertulis, Selasa (17/8/2021).

PLN terus berupaya menekan gangguan pada sistem kelistrikan akibat layang-layang dengan sosialisasi berkala. Tak hanya itu, tim PLN juga terjun langsung ke lapangan untuk memastikan keamanan jaringan transmisi dari berbagai gangguan, termasuk gangguan material dari layang-layang berkawat yang putus dan tersangkut pada jaringan listrik.

Tim PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Bandung Barat-Gardu Induk Bandung Utara di Kabupaten Bandung Barat juga membersihkan sisa layang-layang yang tersangkut pada ruas penghantar SUTT Bandung Utara-Padalarang yang berlokasi di Jalan Hergamanah Kertamulya, Jumat (6/8/2021).

PLN juga telah bersinergi dengan pihak terkait yaitu TNI, Polri, serta perangkat desa untuk melakukan razia ke lokasi-lokasi rawan gangguan listrik akibat layang-layang ini. Kegiatan ini secara berkala dilakukan di sejumlah daerah rawan layang-layang seperti misalnya di Kabupaten Garut.

Baca juga: Bidik Rp 32,9 Miliar, Idea Indonesia Lepas 20 Persen Saham ke Publik

Tim gabungan tersebut melakukan penyisiran pemain layang-layang di sejumlah wilayah, melakukan penyitaan layang-layang berkawat serta memberikan edukasi kepada pemain layang-layang.

Haryanto menjelaskan, sisa layang-layang yang menyangkut di jaringan transmisi bisa berdampak pada terganggunya operasional peralatan transmisi sehingga dapat menyebabkan terhentinya pasokan listrik ke pelanggan.

Sepanjang tahun 2020 hingga sekarang ini, telah terjadi gangguan transmisi akibat layang-layang di wilayah kerja PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (PLN UIT JBT) sebanyak 138 kali gangguan.

Dengan lokasi terbanyak gangguan berada di wilayah kerja Garut, Bandung Barat dan Bandung Timur. Adapun material layang-layang yang menyangkut ini merupakan jenis layangan benang kawat, layangan ekor alumunium serta layangan berukuran besar berbenang plastik atau kasur.

"Saat pandemi Covid-19 ini, terjadi peningkatan gangguan akibat layang-layang. Untuk meminimalisir terjadinya padam, tim PLN sigap melakukan sosialisasi, edukasi, razia di sejumlah wilayah rawan layang-layang. Termasuk melakukan pembersihan layang-layang yang tersangkut di atas saluran tegangan tinggi maupun ekstra tinggi," kata dia.

Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Ditargetkan Berkontribusi 54 Persen Terhadap Ekonomi RI 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com