Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Juli 2021 Diproyeksi Surplus hingga 2,3 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 18/08/2021, 09:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah ekonom perbankan memperoyeksikan neraca perdagangan pada Juli 2021 akan mengalami surplus. Kinerja perdagangan bulan lalu dipengaruhi penurunan impor dan peningkatan ekspor seiring naiknya harga komoditas di pasar global.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, neraca perdagangan akan tercatat surplus 2,3 miliar dollar AS di Juli 2021. Angka tersebut lebih tinggi dari nilai surplus di Juni 2021 yang sebesar 1,32 miliar dollar AS.

"Peningkatan surplus pada Juli disebabkan oleh penurunan impor secara bulanan, diikuti oleh kenaikan ekspor. Kenaikan ekspor didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama ekspor Indonesia," ujar Josua kepada Kompas.com, Rabu (18/8/2021).

Ia menjelaskan, harga komoditas utama Indonesia pada Juli 2021 yakni batu bara mengalami kenaikan 16,9 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik 4,74 persen mtm.

Baca juga: Soal Target Penerimaan Pajak 2022, Pemerintah Dinilai Terlalu Optimis

Meski demikian, kenaikan nilai ekspor Indonesia menjadi terbatas karena melambatnya aktivitas manufaktur di beberapa negara atau kawasan mitra dagang Indonesia, seperti China, Jepang, dan Eurozone.

Purchasing Managers Index (PMI) Manufacturing atau PMI manufaktur China tercatat turun ke level 50,3, Jepang turun ke 48,8, sementara Eurozone turun ke 62,8.

"Secara tahunan (year on year/yoy), pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 35,82 persen," imbuh dia.

Di sisi lain, impor Indonesia diperkirakan turun seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur, tercermin dari turunnya PMI manufaktur Indonesia menjadi ke level 40,1 dari sebelumnya 53,5.

Penurunan aktivitas manufaktur diakibatkan oleh penerapan PPKM darurat sejak Juli 2021. Josua bilang, secara tahunan pertumbuhan impor diproyeksi masih tinggi karena adanya low-base effect di tahun lalu.

"Pertumbuhan impor diprediksi tercatat 55,73 persen secara tahunan (yoy)," kata Josua.

Baca juga: Apindo: Omzet Pan Brothers Bagus, Kenapa Harus Digugat Pailit?

Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, neraca perdagangan pada Juli 2021 akan mengalami surplus sebesar 2,89 miliar dollar AS.

“Tingginya angka tersebut, sebagian besar disebabkan karena melemahnya permintaan domestik di tengah pemberlakuan PPKM darurat, sehingga menurunkan permintaan barang impor," ujar Faisal dalam catatan analisisnya.

Di sisi lain, kata dia, pemulihan ekonomi global dan harga komoditas yang naik terus mendukung kinerja ekspor selama masa PPKM darurat. Ia memperkirakan ekspor di Juli 2021 meningkat sebesar 42,01 persen secara tahunan (yoy) atau 4,94 persen secara bulanan (mtm).

PMI manufaktur mitra dagang utama Indonesia yaitu China, AS dan Jepang masih berada di zona ekspansi yakni rata-rata di atas 50. Indeks Baltic Dry juga masih kuat, seiring dengan harga komoditas ekspor utama Indonesia yakni batu bara dan CPO terpantau naik pada di Juli 2021.

Sementara itu, Faisal memperkirakan impor sepanjang bulan lalu akan tumbuh sebesar 58,32 persen secara tahunan (yoy). Namun, secara bulanan, impor di Juli 2021 terlihat turun sebesar -3,78 persen (mtm) karena adanya penerapan PPKM yang membuat permintaan domestik menjadi melemah.

Baca juga: Kemenparekraf Batalkan Program Nyatakan.id 2021, Ini Alasannya

Akibatnya, PMI manufaktur Indonesia turut turun ke 40,1 atau berada di zona kontraksi karena di bawah 50. Menurut Faisal, salah satu faktor yang berpotensi menahan penurunan impor adalah kenaikan harga minyak.

Oleh sebab itu, ia mengharapkan defisit transaksi berjalan (CAD) melebar secara terkendali hingga akhir tahun. Selain itu, diharapkan PPKM dapat dilonggarkan pada bulan terakhir di kuartal III-2021 sehingga mendorong peningkatan permintaan domestik sampai tingkat tertentu.

"Kami melihat bahwa rangkaian neraca perdagangan surplus cenderung menyusut menjelang akhir tahun 2021. Secara keseluruhan, CAD 2021 diperkirakan sekitar -1,06 persen dari PDB, melebar dari tahun lalu yang -0,41 persen dari PDB," pungkas Faisal.

Adapun data resmi neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2021 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada siang nanti, Rabu (18/8/2021). Selain data ekspor dan impor, BPS juga akan merilis data perkembangan upah buruh Juli 2021 dan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) 2020.

Baca juga: Gandeng Sejumlah Pihak, Kalbe dan Kompas Gramedia Gelar Sentra Vaksinasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com