Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTA Kayan Cascade Bakal Tambah 3.300 MW Kapasitas EBT Terpasang

Kompas.com - 18/08/2021, 11:32 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Cascade yang dikembangkan PT Kayan Hydro Energy (KHE) bakal menambah kapasitas energi baru terbarukan (EBT) terpasang sebesar 3.300 MW.

Tambahan tersebut tentu saja membuat kapasitas EBT terpasang secara keseluruhan ikut terdongkrak mengingat realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis EBT hingga akhir 2020 baru mencapai 10.467 megawatt.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga awal 2021 kapasitas pembangkit EBT masih didominasi oleh PLTA yang mencapai 6.121 MW.

Baca juga: Proyek PLTA Kayan Ditarget Rampung 2024, Pembebasan Lahan Dikebut

Capaian tersebut disusul oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang mencapai 2.130,7 MW, pembangkit bioenergi 1.903,5 MW, pembangkit bayu 154,3 MW, pembangkit surya 153,5 MW, pembangkit hybrid 3,6 MW.

Direktur Operasional PT KHE Khaeroni menegaskan bahwa keberadaan PLTA Kayan Cascade akan menghasilkan sumber listrik EBT yang ramah lingkungan.

“Listrik PLTA bukan hanya ramah lingkungan tapi juga sangat bisa bersaing dengan listrik yang dihasilkan dari energi fosil,” ujar Khaeroni dalam keterangan resminya, Rabu (18/8/2021).

Hal ini sejalan pula dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi, khususnya ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru berkelanjutan.

Baca juga: Daftar Terbaru Proyek Strategis Nasional Ketenagalistrikan 2021

Presiden Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD pada 16 Agustus 2021 memang mengatakan, transformasi menuju energi baru dan terbarukan serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau, akan menjadi perubahan penting dalam perekonomian Indonesia.

"Ini tepat sekali. Sesuai dengan harapan yang diucapkan Presiden saat pidato kenegaraan kemarin, KHE mengembangkan PLTA Kayan Cascade yang akan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dunia," kata Khaeroni.

Pembangunan PLTA Kayan Cascade yang dipelopori oleh KHE dimulai sejak tahun 2011 memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan.

Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai 17,8 miliar dollar AS. Proyek tersebut terdiri atas 5 bendungan dengan 5–6 unit turbin pembangkit pada tiap bendungannya.

Tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

Baca juga: Pesan Erick Thohir ke PLN: Stop Permainan Proyek yang Enggak Penting

‘’Listrik yang dihasilkan dari PLTA tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri dan pelabuhan,” jelas Khaeroni.

Di samping itu, listrik yang dihasilkan Kayan Cascade ini bisa diserap oleh kawasan industri Tanah Kuning. Di sana terdapat pabrik pengolahan biji nikel, baja, aluminium serta pelabuhan internasional yang ada di Kaltara. Bahkan bisa mensuplai ke ibukota negara baru di Kalimantan Timur.

Proyek PLTA Kayan Cascade sebetulnya merupakan bagian dari konsep Kaltara Integrated Green Economic Zone yang mencakup 4.686 hektar milik PT Indonesia Strategis Industri (ISI), perusahaan pengelola kawasan industri yang menjadi bagian dari Kawasan Industri Hijau yang terintegrasi dengan Pelabuhan Internasional Indonesia. Kawasan Industri Hijau tersebut akan dikembangkan dan dikelola oleh PT ISI.

Baca juga: Daftar Pembangunan 8 Bandara yang Masuk Proyek Strategis Nasional

Pengelola juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai tenant, di antaranya smelter aluminium PT Alum Ina Indonesia, pabrik baja PT Prime Steel Indonesia, smelter ferronickel PT Nickel Industri Indonesia, pabrik kendaraan listrik PT Indonesia Emobil Industri, dan partner pembuat baterainya, PT General Battery Indonesia.

“Proyek PLTA ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2025," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com