Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per 13 Agustus, Realisasi Anggaran Program PEN Capai Rp 320,35 triliun

Kompas.com - 18/08/2021, 11:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan melaporkan, anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah terealisasi sebesar Rp 320,35 triliun hingga 13 Agustus 2021.

Realisasi tersebut setara dengan 43 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan Rp 744,77 triliun.

"Di 2021 untuk program PEN, kita melakukan adjustment yang kuat pada awal Juli 2021 khususnya menghadapi PPKM level 3 dan 4 di Jawa dan Bali," kata dalam webinar Tanya BKF di Jakarta, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Program PEN 2022 Fokus untuk Kesehatan dan Perlindungan Masyarakat

Adapun realisasi tersebut tersebar di 5 klaster berbeda. Di klaster kesehatan, realisasi sudah Rp 76,64 triliun atau 34,7 persen dari pagu Rp 214,96 triliun.

Anggaran digunakan untuk 3T (testing, tracing, treatment), insentif nakes, santunan kematian, pengadaan vaksin, obat dan APD, bantuan iuran JKN, dan insentif pajak kesehatan.

Febrio mengungkapkan, pemerintah akan menggunakan anggaran secara maksimal tahun ini, mengingat pagu mencerminkan kesiapan APBN dalam menangani penyebaran virus Covid-19.

"Pagunya disiapkan supaya anggaran (kesehatan) tidak pernah menjadi masalah. Penggunaannya di level 34,7 (persen), itu artinya memang kita masih punya ruang di sana untuk ketidakpastian yang masih akan bisa terjadi," tutur dia.

Sementara itu, realisasi klaster perlindungan sosial mencapai Rp 97,18 triliun atau 52,1 persen dari pagu Rp 186,64 triliun. Anggaran digelontorkan untuk ragam bansos, mulai dari PKH hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU).

"Kita persiapkan agar masyarakat di level 4 itu bisa terjaga kesejahteraannya, khususnya kemarin ada bantuan subsidi upah yang kita harapkan bisa menolong tenaga kerja di wilayah PPKM," beber Febrio.

Lalu, dukungan UMKM dan korporasi terealisasi Rp 48 triliun atau 29,6 persen dari pagu Rp 162,40 triliun. Pemanfaatan anggaran salah satunya ditujukan untuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada 11,84 juta usaha.

Adapun program prioritas mencapai Rp 49,39 triliun atau 41,9 persen dari pagu Rp 117,94 triliun, serta insentif usaha Rp 51,15 triliun atau 81,4 persen dari pagu Rp 62,83 triliun.

"Program prioritas terus kita lanjutkan untuk menciptakan lapangan kerja. Insentif usaha kita lihat bagaimana kita merespon PPKM. Beberapa insentif kita lanjutkan dan perpanjang mulai dari PPN properti, PPnBM mobil, termasuk sewa kios di pusat perbelanjaan," pungkas Febrio.

Baca juga: Ekonom Ingatkan Risiko Kenaikan Defisit Anggaran dari Penambahan PEN

Sebagai informasi, pemerintah juga masih mengalokasikan anggaran PEN untuk tahun depan dalam RAPBN 2022 sebesar Rp 321 triliun. Meski lebih rendah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran tersebut bersifat responsif dan fleksibel.

Jika ketidakpastian masih tinggi dan butuh anggaran tinggi, maka pihaknya melakukan realokasi dan refocusing belanja K/L.

Secara rinci, anggaran PEN khusus klaster kesehatan totalnya Rp 115,9 triliun, sedangkan untuk perlindungan sosial Rp 153,7 triliun.

“Ini sifatnya memang selalu indikatif. Kita berharap tentu ini yang disebut responsif dan fleksibel, sehingga untuk 2022 ini kita minta kepada K/L yaitu fokus pada reform dan pelayanan publik," pungkas Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN 2022, Senin (18/8/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com