Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Pemerintah Capai Target Subsitusi Impor 35 Persen di 2022

Kompas.com - 18/08/2021, 14:38 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan ada 2 strategi yang dilakukan Kemenperin untuk mencapai subsitusi impor 35 persen pada tahun 2022.

Dia bilang, kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor akan barang seperti mesin, kimia, logam dan sejenisnya, sekaligus mendorong penguatan struktur industri dalam negeri.

"Pertama itu adalah bagaimana kita bisa mendorong atau memperbanyak dan memperluas investasi di sektor manifaktur," ujarnya dalam diskusi secara virtual, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Banyak Alkes Impor, Ketua MPR: Saya Miris dengan Kenyataan Sekarang...

Menurutnya, saat ini investasi di sektor manufaktur terus naik dan setiap tahunnya semakin membaik.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang kuartal I/2021, nilai investasi yang direalisasikan oleh industri pengolahan menembus Rp 88,3 triliun atau naik 38 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 64 triliun.

Dari jumlah tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2 persen terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp 219,7 triliun.

Lalu strategi yang kedua adalah melakukan peningkatan utilisasi dari industri itu sendiri.

Baca juga: Impor Alkes Capai Rp 150 Triliun, Bahlil Ajak Investor Asing Masuk Sektor Kesehatan

Kemenperin memiliki beberapa program turunan untuk menyukseskan subsitusi impor ini. Salah satunya adalah menggelontorkan sejumlah rupiah untuk membiayai penetapan sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) agar para pengusaha bisa mengaksesnya secara gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com