Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Segera Terbit, Simak Posisi Modal Inti Bank Digital Per Juni 2021

Kompas.com - 18/08/2021, 21:37 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hitungan hari, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengumumkan aturan soal bank digital. Tak banyak perubahan dari skema yang selama ini beredar.

Untuk mendirikan atau melahirkan satu baru akan beroperasi secara digital penuh maka harus memiliki modal awal Rp 10 triliun.

Aturannya akan beda lagi kalau ingin mengonversi bank tradisional jadi bank digital. Jika bank tersebut berdiri sendiri maka modalnya cukup Rp 3 triliun. Sementara kalau bank tradisional yang akan jadi bank digital itu merupakan bagian dari kelompok usaha bank maka hanya perlu modal Rp 1 triliun.

Baca juga: Bank Digital Terus Tumbuh, Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksi Jadi Terbesar Se-Asia Tenggara pada 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat saat ini terdapat tujuh bank yang sedang dalam proses perizinan untuk bertransformasi menjadi bank digital. Ketujuh bank tersebut diantaranya Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, PT Bank Capital Tbk, PT Bank Harda Internasional, PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan PT Bank KEB Hana.

BRI Agro (AGRO) mencatatkan modal inti senilai Rp 4,21 triliun pada Juni 2021. Nilai itu tumbuh 2,03 persen year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 4,13 triliun. Bank Rakyat Indonesia sebagai induk perusahaan pun berkomitmen akan memenuhi ketentuan yang akan dirilis oleh OJK.

“BRI saat ini sedang mempersiapkan BRI Agro menjadi digital attacker untuk menghadirkan solusi layanan digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, BRI Agro akan memenuhi dan patuh terhadap peraturan serta persyaratan yang ditetapkan regulator,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN pada Rabu (18/8/2021).

Adapun Bank Capital (BACA) akan memanggil para pemegang saham untuk meminta persetujuan menggelar aksi penguatan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) IV dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu alias rights issue.

Hingga Juni 2021, Bank Capital memiliki modal inti Rp 1,51 triliun naik 8,63 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 1,39 triliun.

“Tetap akan dilakukan tahun ini untuk memenuhi ketentuan OJK melalui rights issue,” ujar Direktur Utama Bank Capital Wahyu Aji kepada KONTAN.

Adapun PT Bank Digital BCA mencatatkan modal inti naik 1,04 persen yoy dari Rp 1,34 triliun menjadi Rp 1,35 triliun. Bank Central Asia (BCA) sebagai induk perusahaan juga berencana untuk menambah modal anak usaha yang menggarap nasabah tech savvy ini.

Baca juga: Berebut Renyahnya Pasar Milenial, Ramai-ramai Jadi Bank Digital

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan akan menambah modal bagi Bank BCA Digital seiring adanya potensi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu dua tahun mendatang.

“Sebab bila ingin IPO, maka harus sizeable. Kalau terlalu kecil maka dipandang sebelah mata oleh orang. Sehingga konsekuensinya harus ada tambahan modal untuk Bank Digital. Berapa besarnya, nanti kami sampaikan,” papar Jahja.

Sementara Bank Jago (ARTO) memiliki modal inti Rp 7,88 triliun pada Juni 2021. Nilai itu melonjak signifikan dari posisi Juni 2020 senilai Rp 1,26 triliun.

Adapun Bank Neo Commerce (BBYB) belum menyampaikan laporan keuangan per Juni 2021. Hingga Maret 2021, BNC memiliki modal inti sebesar Rp 1,02 triliun. Nilai itu naik 11,18 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 921,64 miliar.

Kendati demikian, Guna memperkuat modal Bank Neo baru saja merampungkan PUT IV dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 426 juta saham atau setara Rp 127,9 miliar. Lantaran PUT IV dengan HMETD kelebihan pemesanan hingga 426 juta lembar saham baru.

Baca juga: Inilah Perbedaan Bank Digital dan Bank yang Beri Layanan Digital Banking

Efek yang ditawarkan dalam PUT IV ini sebanyak 832.724.404 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp 300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam rangka PUT IV ini sebesar Rp 249,82 miliar.

Saat ini, Bank Neo tegah melakukan persiapan PUT V dengan memberikan HMETD sejumlah sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham. Juga PUT VI dengan HMETD kepada para pemegang saham PUT VI dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham. (Maizal Walfajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com