Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Upaya ANJ Lindungi Keanekaragaman Hayati Indonesia

Kompas.com - 19/08/2021, 10:00 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Lewat skema itu, petani menyerahkan segala pengelolaan kebun sawit kepada perusahaan. Namun, mereka punya hak untuk mengawasi pengelolaan yang dilakukan ANJ.

Baca juga: Kinerja Perseroan Meningkat, Wakil Dirut ANJ: Semoga Penguatan CPO Berlanjut

“Petani sebagai pemilik lahan hanya diwajibkan membayar biaya operasional pembangunan kebun sesuai lahan dan sisanya diserahkan ke petani,” kata dia.

Menurut dia, skema itu terbukti membantu para petani sawit sekitar. Sebab, banyak petani yang bersemangat melaksanakan pembangunan kebun sesuai yang dipraktikkan perusahaan.

“Karena mereka melihat hasil plasma jauh lebih baik dari kebun yang dibangun sendiri,” ujarnya.

Jaga hutan lewat masyarakat dan LSM

Nardi bercerita, pada kisaran 2012-2014, terjadi banyak pembalakan liar di sejumlah area konservasi ANJ. Pihak perusahaan lantas melakukan sosialisasi kepada para pembalak liar.

“Kami datangi satu per satu dan kami katakan bahwa ini area konservasi ANJ dan tidak boleh menebang pohon sembarangan. Kebetulan saat itu kami sedang membangun kebun dan kami tawarkan pekerjaan kepada mereka,” jelasnya.

Baca juga: Warga dan Sekuriti PT ANJ Bentrok, 3 Orang Terluka dan Pos Jaga Rusak

Hasilnya, kata dia, hampir 80 persen pembalak liar kini menjadi karyawan perusahaan ANJ. Tiga di antaranya bahkan menjadi anggota Tim Satuan Tugas (Satgas) Konservasi ANJ.

“Jadi awalnya mereka yang menebang pohon secara liar itu mengajak teman-temannya untuk tidak menebang. Rasa sungkan itu akhirnya muncul. Jadi selain volunteering secara langsung, mereka juga mendapatkan hasil,” tutur Nardi.

Di samping penebangan pohon liar, ANJ juga kerap menemui masalah satwa liar masuk ke pemukiman penduduk.

Untuk mengatasi hal tersebut, Nardi menjelaskan, ANJ bekerja sama dengan beberapa pihak yang punya keahlian mitigasi konflik satwa liar dengan manusia, seperi BKSDA dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI).

Sejalan dengan itu, tambah dia, ANJ terus melakukan penyadartahuan kepada masyarakat mengenai apa yang harus mereka lakukan ketika ada satwa yang masuk ke kawasan warga.

Baca juga: Susuri Sungai dan Terobos Hutan demi Kembalikan Orangutan Gisel ke Habitatnya

“Karena kalau boleh jujur tidak semua satwa itu berasal dari lahan konservasi. Banyak dari mereka yang keluar dari hutan-hutan yang kualitasnya sudah menurun,” jelas dia.

Nardi mengungkapkan, pihaknya bahkan telah menyusun prosedur perlindungan flora dan fauna yang dilindungi.

“Ini menjadi salah satu pegangan untuk melakukan praktik-praktik pengelolaan satwa liar yang ada di unit perusaahan kami,” sebutnya.

Ajak karyawan berpartisipasi aktif

Perkumpulan ?Nagae Anomo? atau ?Sahabat Alam? yang ada di Sorong Selatan, Papua Barat. Kelompok ini terbentuk berkat program PENDAKI ANJ. Bersama, mereka menjalin kerja sama dan memberikan edukasi kepada pemangku kepentingan serta masyarakat lokal mengenai pentingnya perlindungan dan pelestarian satwa liar.DOK. Instagram.com/anjgroup.id Perkumpulan ?Nagae Anomo? atau ?Sahabat Alam? yang ada di Sorong Selatan, Papua Barat. Kelompok ini terbentuk berkat program PENDAKI ANJ. Bersama, mereka menjalin kerja sama dan memberikan edukasi kepada pemangku kepentingan serta masyarakat lokal mengenai pentingnya perlindungan dan pelestarian satwa liar.

Nardi menjelaskan, langkah konservasi lain yang dilakukan ANJ adalah melalui program “PENDAKI” yang merupakan singkatan dari Peduli Keanekaragaman Hayati. Program ini menawarkan pendekatan citizen science inovatif atas pemantauan keanekaragaman hayati.

Ide tersebut berangkat dari adanya peningkatan jumlah fauna dan flora terancam punah di daftar merah spesies kritis, terancam punah, dan rentan International Union for Conservative Nature (IUCN) yang tercatat di wilayah operasional dan konservasi ANJ.

Baca juga: Animals Gone Wild: Orangutan Evacuated after Entering Village in East Kalimantan, Indonesia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com