Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Pagi Ini Bergerak Melemah

Kompas.com - 20/08/2021, 09:29 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (20/8/2021).

Demikian juga dengan mata uang garuda yang negatif pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 5.983,55 atau turun 8,76 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.999,32.

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebanyak 159 saham melaju di zona hijau dan 185 saham di zona merah. Sedangkan 176 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,13 triliun dengan volume 3,13 miliar saham.

Pagi ini bursa saham Asia mayoritas negatif dengan penurunan Indeks Nikkei 0,69 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong 0,8 persen, Shanghai Komposit 0,54 persen. Sementara itu, indeks Strait Times menguat 0,68 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal indeks mengalami breakdown support dengan candlestick membentuk long black body mengindikasikan potensi melanjutkan pelemahan.

“IHSG diprediksi melemah. Pergerakan masih akan dipengaruhi oleh kekhawatiran akan tapering serta perkembangan terkait kasus Covid-19 terutama kasus harian di Amerika Serikat yang Kembali naik signifkan,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Baca juga: Turun Rp 1.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga melemah.

Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah dibuka pada level Rp 14.455 per dollar AS, atau turun 52 poin (0,36 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.372 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh respon pelaku pasar terhadap hasil FOMC minutes The Fed terkait rencana tapering sebelum akhir tahun.

Hal ini menurut dia dapat mendorong pelemahan rupiah.

"Pelaku pasar merespon hasil FOMC minutes The Fed yang menyatakan akan melakukan tapering sebelum akhir tahun. Hal ini membuat sejumlah mata uang mengalami depresiasi terhadap dollar AS, termasuk rupiah," kata Reny.

Baca juga: Gubernur BI: Dampak Tapering The Fed Tidak Akan Sebesar Tahun 2013

Walau demikian, menurut Reny pelemahan rupiah bisa tertahan hari ini karena cukup positifnya sentimen dari dalam negeri seperti surplus data neraca perdagangan dan penurunan kasus Covid-19.

Reny memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.385 per dollar AS hingga Rp 14.428 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com