JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami krisis keuangan akibat dihantam pandemi Covid-19.
Sejumlah langkah pun diambil agar maskapai pelat merah tetap bisa terbang, salah satunya pengurangan jumlah karyawan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan melakukan efisiensi pada jumlah karyawan untuk mengimbangi dengan minimnya jumlah penerbangan.
Baca juga: Jumlah Penumpang Turun, Garuda Indonesia Berharap Penerbangan Umrah Dibuka
Saat ini pihaknya tengah menyelesaikan proses pensiun dini sejumlah karyawan.
"Perseroan dengan berat hati, namun tetap melakukan langkah-langkah yang kita sebut rasionalisasi SDM (sumber daya manusia)," ujar Irfan dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/8/2021).
Garuda Indonesia menawarkan program pensiun sebanyak dua tahap yang diikuti 1.691 karyawan.
Tahap pertama di 2019 diikuti 591 karyawan dan tahap kedua pada 2021 sebanyak 1.100 karyawan.
Irfan mengatakan, proses penyelesaian program pensiun dini tahap dua masih berlangsung, yang pembayarannya akan dilakukan secara bertahap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan perusahaan.
Baca juga: Perkara Garuda Indonesia dan Rolls Royce Berujung Damai
Setidaknya pada program kedua ini, perusahaan butuh dana sekitar 30 juta dollar AS.
"Program tahap kedua ini membutuhkan dana sekitar 30 juta dollar AS yang akan dilaokasikan dari dana operasional perusahaan tiap bulannya," imbuh dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.