Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMI: Dampak Pembangunan JTTS Setara 2,2 Persen PDRB Sumatera

Kompas.com - 20/08/2021, 18:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI menyebut, dampak ekonomi (output) per tahun dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) setara dengan 2,2 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Sumatera.

Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI, Sylvi J. Gani mengatakan, pembangunan JTTS ini juga memberikan dampak multiplier terhadap output perekonomian 1,7 kali dari biaya konstruksi dan proyeksi pendapatan dari operasional proyek.

"Selain multiplier effect sebesar 1,7 kali terhadap ekonomi nasional, dampak output JTTS kalau totalnya (outputnya) Rp 768 triliun, maka dampaknya sekitar 2,2 persen dari PDRB Sumatera," ujar Sylvi dalam Bincang DJKN, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Kemenko Marves Pantau Ketat Proyek Tol Cijago dan Tol Serpong-Cinere

Sylvi menyebutkan, dampak pembangunan pun berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil risetnya, ada sekitar 671.000 orang per tahun yang terserap. Jumlah ini setara dengan 2,4 persen tenaga kerja di Pulau Sumatera.

Adapun nilai tambah yang dihasilkan adalah Rp 399 triliun dan pendapatan rumah tangga yang berpotensi dihasilkan adalah Rp 119 triliun.

Adapun framework yang digunakan untuk menghitung potensi adalah pembagian perhitungan berdasarkan tahap pembangunan, yaitu tahap konstruksi dan operasi.

Kemudian dari masing-masing tahap, SMI melihat dan mengidentifikasi stimulus apa saja yang berpengaruh terhadap perekonomian dari masing-masing tahap.

"Kalau tahap konstruksi diidentifikasi dari seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan, baik itu biaya perencanaan, konstruksi, supervisi, maupun pajak. Tahap operasi diidentifikasi berdasarkan stimulus terhadap ekonomi berdasarkan pendapatan," ucap dia.

Tak hanya itu, ada beberapa sektor yang memperoleh manfaat dari pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera ini. Sylvi menjelaskan, sektor yang paling banyak mendapat manfaat adalah sektor konstruksi sebesar 54 persen.

Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Surabaya Naik, dari 691.500 Jadi Rp 722.000

Kemudian diikuti oleh industri pengolahan sebesar 22 persen, pertambangan dan penggalian 8 persen, perdagangan besar 6 persen, transportasi dan pergudangan 3 persen, pertanian kehutanan dan perikanan 2 persen, kemudian sisanya 1 persen.

"Jasa keuangan dan asuransi, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, serta pengadaan listrik dan gas masing-masing 1 persen," pungkas Sylvi.

Sebagai informasi, Jalan Tol Trans Sumatera yang sudah beroperasi hingga kini mencapai 531 kilometer. Sebanyak 8 dari 24 ruas masih dalam tahap konstruksi. Nilai investasi JTTS mencapai Rp 538 triliun dengan panjang mencapai 2.812 kilometer.

PT SMI sendiri memberikan dukungan pembiayaan terhadap 4 ruas, Ruas-ruas tersebut, adalah Medan - Binjai, Bakauheni - Terbanggi Besar, Palembang - Indralaya, dan Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung.

Baca juga: Jasa Marga Targetkan Konstruksi Jalan Tol Serpong-Cinere Ruas Pamulang-Cinere Selesai Oktober 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com