Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bidik 40 Persen Potensi Ekonomi Digital ASEAN pada 2025

Kompas.com - 23/08/2021, 18:36 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan, pemerintah Indonesia tengah berupaya membidik potensi ekonomi digital di kawasan ASEAN. Bahkan pemerintah menargetkan bisa menguasai hampir separuh potensi pasar tersebut di 2025 mendatang.

"Berdasarkan arahan Bapak Presiden, Indonesia telah menargetkan agar pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2025 dapat menguasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital di ASEAN," jelas Lutfi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/8/2021).

Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk memanfaatkan perdagangan internasional khususnya terkait perdagangan e-commerce melalui kerjasama dengan negara-negara ASEAN.

Baca juga: Kembangkan Wisata Halal di Aceh, Pemerintah Gaet Investor UEA

Pada tahun 2021 diperkirakan transaksi e-commerce Indonesia akan mencapai Rp 354,3 triliun atau meningkat 33,11 persen per tahun dibandingkan 2020 yaitu Rp 266,2 triliun

Volume transaksi e-commerce juga mengalami peningkatan signifikan dengan pertumbuhan 68,34 persen per tahun. Pada tahun 2021 diprediksi volume transaksi akan mencapai 1,35 miliar transaksi atau naik sebesar 38,17 persen per tahun dibandingkan 2020 yang hanya 925 juta transaksi.

Tak hanya di Indonesia, peningkatan peran e-commerce juga terjadi dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah ASEAN. Saat ini tercatat kontribusi perdagangan melalui sistem elektronik mencapai 7 persen dari total GDP ASEAN.

Dimana pertumbuhan e-commerce di Asia yang diperkirakan akan tumbuh menjadi 200 miliar dollar AS pada tahun 2025. Lutfi memaparkan, selama periode 2015-2019, e-commerce di ASEAN telah tumbuh sebanyak 7 kali lipat dari 5,5 miliar dollar AS pada tahun 2015 menjadi 38 miliar dolar AS pada tahun 2019.

"Perkembangan ekonomi digital sudah tidak bisa terbendung lagi, arus transaksi digital sudah mulai masuki gelombang kedua dan ketiga dengan munculnya pemain-pemain di sektor baru seperti healthtech contohnya Halodoc, Alodokter, Aido Health, education teknologi seperti Ruang Guru, Zenius dan Ruang Belajar dan finansial teknologi seperti Dana, Ovo dan Link Aja," paparnya.

Baca juga: Gojek Gelontorkan Rp 125 Miliar untuk Bantu Mitra Driver Selama Pandemi Covid-19

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com