Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Turun ke Level 3, Pemerintah Diminta Tetap Berikan Bantuan

Kompas.com - 24/08/2021, 11:23 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia yang berlaku dari tanggal 24-31 Agustus 2021.

Namun, beberapa daerah seperti Jabodetabek, Bandung Raya, hingga Surabaya Raya, berhasil turun level, dari PPKM level 4 menjadi level 3.

Untuk daerah dengan PPKM Level 3, pemerintah memperbolehkan pemerintah daerah setempat membuka aktivitas ekonomi, seperti restoran, pusat perbelanjaan atau mal, hingga industri berorientasi ekspor.

Baca juga: Simak, Ini Aturan PPKM Level 3 Untuk Wilayah Perkantoran

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, turunnya PPKM dari level 4 ke 3 akan berdampak pada konsumsi rumah tangga, meskipun tidak langsung naik tinggi seperti pada kuartal II, sebelum adanya PPKM ketat.

"Akan ada perbaikan konsumsi, tapi relatif terbatas. Misalnya pusat perbelanjaan dilonggarkan, tapi daya beli kelas menengah belum mensuport belanja yang tinggi. Ada jeda atau lag antara pelonggaran dengan kenaikan konsumsi rumah tangga karena faktor sisi pendapatan masyarakat yang masih rendah," ujar Bhima saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/8/2021).

Belum lagi, lanjut Bhima, perkantoran masih dibatasi 25 persen untuk sektor non-esensial yang artinya sebagian pekerja masih berada di rumah.

"Padahal, pengunjung mal kan juga pekerja perkantoran, jadi satu sektor dilonggarkan tapi sektor lain masih dibatasi belum akan berpengaruh banyak," ungkap Bhima.

Selain itu, ia menambahkan, dengan adanya penurunan level ini, kalau pun membuat perekonomian tumbuh positif, masih di kisaran 2 persen.

Baca juga: PPKM Level 3, Ini Aturan Operasional Pasar, PKL hingga Mal

Sebab, dijelaskan Bhima, di bulan September ini tidak ada event besar yang bisa memicu kenaikan mobilitas masyarakat.

"Nanti kita cek di kuartal ke-IV, harapannya sudah lebih baik penurunan kasus Covid-19 dan bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru, jadi minat belanja masyarakat lebih tinggi. Tapi dengan catatan penanganan pandemi tetap on the track," jelas Bhima.

Sementara itu, Bhima menilai, dari sisi ekspor juga masih cenderung lebih rendah karena negara tujuan ekspor mengalami masalah menghadapi varian delta.

Sehingga hal tersebut pun berpengaruh terhadap laju konsumsi maupun permintaan bahan baku industri.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pemerintah tetap memprioritaskan vaksinasi ke para pekerja di sektor esensial, meski ada pelonggaran.

Baca juga: Simak Syarat Naik KRL di Masa PPKM Level 3

"Jangan sampai kembali terjadi lonjakan kasus kemudian yang disalahkan sektor industri manufaktur, karena ada klaster pabrik. Prokes tetap dijaga dan dari pihak pengusaha wajib transparan jika ditemukan kasus baru dilingkungan kerja sehingga penanganan lebih cepat," kata Bhima.

Tak hanya itu, pemerintah juga diminta terus meningkatkan serapan serta nominal perlindungan sosial dan bantuan UMKM.

"Pelonggaran bukan berarti ekonomi langsung normal yang berarti suport belanja pemerintah masih konsisten dibutuhkan setidaknya sampai akhir 2022," jelas Bhima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com