Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh 7,6 Persen, Penerimaan Pajak Sudah Rp 647,7 Triliun di Bulan Juli

Kompas.com - 25/08/2021, 19:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerimaan pajak hingga akhir Juli 2021 sudah mencapai Rp 647,7 triliun.

Nominal tersebut setara dengan 52,7 persen dari target UU APBN 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun. Pajak tersebut meningkat 7,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Penerimaan netto mayoritas jenis pajak semua membaik," kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita di Jakarta, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: SD hingga SMA Bakal Ada Mata Pelajaran Pajak, Pemerintah Susun Materinya

Wanita yang akrab disapa Ani ini mengungkap, penerimaan pajak khususnya PPh 21 dan PPN dalam negeri yang meningkat mencerminkan aktivitas ekonomi yang mengalami perbaikan.

PPh 21 tercatat memberikan kontribusi 13,5 persen dan PPN DN sebesar 23,1 persen. Sepanjang tahun 2021 PPh 21 sudah tumbuh 0,7 persen, khusus bulan Juli 2021 PPh 21 tumbuh 5,9 persen.

Sementara itu, PPN dalam negeri menunjukkan kinerja positif sebesar 12,5 persen sepanjang 2021 dengan pertumbuhan mencapai 20,4 persen pada bulan Juli 2021 ini.

Pada kuartal II 2021 pun, PPN DN meningkat mencapai 17 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 4,1 persen.

"PPh 21 dan PPN dalam negeri itu menunjukkan adanya pertumbuhan positif untuk Januari-Juli 2021 dibanding tahun lalu. PPN dalam negeri terjadi turn around tahun lalu -7,5 persen, sekarang 12,5 persen. PPh 21 tahun lalu -5 persen, tahun ini tumbuh 0,7 persen," tutur Sri Mulyani.

Baca juga: Negara Tarik Utang Akibat Pandemi, Sri Mulyani: Kita Yakin Bisa Bayar Lewat Pajak

Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) ini menjelaskan penerimaan PPN impor dan PPh 26 pada bulan Juli masih meningkat.

Tercatat, PPh 26 tumbuh 18,8 persen ytd) sepanjang tahun 2021 setelah -6,5 persen di periode yang sama tahun lalu. Pada bulan Juli 2021, PPh 26 tumbuh 24,6 persen dan memberi kontribusi sebesar 5,8 persen.

Adapun PPN impor tumbuh 24,7 persen dari Januari-Juli 2021, setelah sempat terkontraksi -16,7 persen di periode yang sama.

Pada Juli, PPN impor tumbuh 51,3 persen dengan kontribusi mencapai 15,6 persen.

"PPN Impor dan PPh 26 Juli masih meningkat. Ini berarti ada harapan momentum akan bisa terbawa, meski kita lihat (bisa) ada koreksi dengan PPKM," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Pengusaha Tolak Rencana Implementasi Pajak Karbon

Kemudian, beberapa jenis pajak lainnya seperti PPh badan dan PPh 22 impor menunjukkan, sejalan dengan berakhirnya waktu pemberian fasilitas pada sebagian besar sektor.

PPh badan sepanjang Januari–Juli 2021 ini masih terkontraksi -4,4 persen, namun lebih baik ketimbang -24,9 persen dibanding periode yang sama.

Sepanjang Juli ini, PPh badan sudah tumbuh positif 30,3 persen sehingga berkontribusi sebesar 15,4 persen.

"PPh badan ini menarik. Kuartal I -40,5 persen, namun untuk kuartal II membaik di 11,2 persen bahkan di Juli PPh badan sudah tumbuh 30,3 persen. Ini menunjukkan bahwa pemberian fasilitas dari sektor ada yang sudah di face out, namun menggambarkan perbaikan ekonomi mulai tumbuh," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com