Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Charlie Watts, Rolling Stones, dan Dunia yang Bahagia

Kompas.com - 26/08/2021, 06:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ENAM belas bulan lampau ketika pandemi menerjang dan orang-orang terkurung dalam rumah, bersama gerakan One World: Together At Home, Rolling Stones menembangkan lagu lawasnya You can't always get what you want.

Keempat personel Rolling Stones yang masih aktif beraksi dari rumahnya masing-masing. Video dibuka dengan tayangan dedengkot Rolling Stones, Mick Jagger.

Menyusul sang gitaris yang mewarnai musik Rolling Stones, Keith Richard. Gitaris flamboyan Ronnie Wood muncul dibelakang Richard dengan gitar listriknya.

Pada menit pertama lebih dua puluh tiga detik, muncul Sang Drummer Charlie Watts bercelana coklat muda berbalut sweater coklat tua.

Tayangan video ini memang menunjukkan siapa sesungguhnya Rolling Stones. Tentu Sang Pendiri bandMick Jagger menjadi primadona Rolling Stones. Wajar apabila ia muncul paling awal.

Kawan karib Jagger yang menjadi mitra pendiri band sejak tahun 1962, Keith Richard sedari awal memang menerima nasib, tak sepopuler Jagger. Pas apabila dalam tayangan video Richard muncul dibelakang Jagger.

Pada 1975, bergabung Ronnie Wood sebagai rhythm and lead guitars, bass guitar, dan backing vocals untuk mengisi posisi Brian Jones yang meninggal pada 1969.

Sebelum bergabung dengan Rolling Stones, Wood malang-melintang bermitra dengan berbagai musisi yang memberi warna pada perkembangan musik dunia, diantaranya Jeff Beck dan Rod Stewart.

Ketika masuk menjadi anggota Rolling Stones, karisma Keith Richard sebagai gitaris utama band tidak tergeser olehnya. Masuk akal apabila pada video tersebut Wood muncul pada urutan ketiga.

Di antara ketiga personel Rolling Stones yang masih aktif, memang Charlie Watts paling tidak terkenal. Mirip dengan perannya sebagai drummer, ia berada di belakang gegap-gempita tiga rekannya yang selalu disorot media.

Publik paham bahwa permainan drumnya memberi warna indah pada musik Rolling Stones seperti terlihat pada lagu Honky Tong Women, Brown Sugar, Start Me Up, dan Sympathy for The Devil.

Namun publik teramat jarang membicarakan Charlie Watts. Warsa 70-an hingga 90-an saat kamar-kamar kaum muda ditempeli poster Mick Jagger, Keith Richard, Ronnie Wood atau Bill Wymans, bassist Rolling Stones yang bergabung hingga 1993, bisa dikatakan tidak ditemukan sosok Charlie Watts di kamar kaum muda.

Di dalam dan di luar panggung, Watts seorang yang pendiam, berpegang teguh pada bayang-bayang, dan membiarkan anggota band lainnya menyedot pusat perhatian.

"Saya sebenarnya tidak pernah tertarik pada semua hal itu dan masih belum tertarik. Saya tidak tahu apa itu showbiz dan saya tidak pernah menonton MTV. Ada orang yang hanya bermain alat musik, dan saya senang mengetahui bahwa saya salah satunya," katanya kepada San Diego Tribune pada 1991 (Kompas.com, 25/8/2021).

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Profil Drummer Rolling Stones Charlie Watts

 

Bukan tanpa sebab apabila dalam video One World: Together At Home, Charlie Watts muncul paling terakhir.

 

Drummer Charlie Watts (paling kanan) memiliki kecintaan khusus dengan setelan jas dan memiliki lebih dari 200 setelan jas di rumahnya di London, Inggris.SHUTTERSTOCK/EVERETT COLLECTION Drummer Charlie Watts (paling kanan) memiliki kecintaan khusus dengan setelan jas dan memiliki lebih dari 200 setelan jas di rumahnya di London, Inggris.

Pemimpin-pengikut

Dalam khazanah kepemimpinan, dikenal konsep pemimpin dan pengikut. Mayoritas orang pada sebuah organisasi memiliki cita-cita menjadi pemimpin, apapun tingkat jabatan pemimpin tersebut.

Bahkan dalam ruang publik, terlihat orang-orang berlomba menjadi pemimpin, mulai dari tingkat ranting hingga paling tinggi, kepala negara. Gegap-gempita mewarnai kontestasi untuk merebut jabatan pemimpin tersebut.

Minat tinggi untuk menjadi pemimpin berhubungan lurus dengan kajian-kajian tentang kepemimpinan. Buku-buku tentang kepemimpinan muncul deras tidak mengenal musim.

Pun pelatihan-pelatihan tentang kepemimpinan, laris manis diikuti para calon pemimpin. Baik yang diselenggarakan oleh lembaga formal tingkat negara maupun universitas hingga lembaga non formal yang kantornya didunia maya.

Alhasil ketika memasukkan kata leadership pada laman google, muncul sekitar 3.130.000.000 hasil dalam 0,56 detik.

Berbeda dengan pengikut. Konsep kepengikutan (followership) tidak menarik bagi banyak orang. Alhasil untuk mencari buku tentang kepengikutan yang best seller, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Pun pelatihan-pelatihan kepengikutan, bak larut malam diguyur hujan lebat; sunyi senyap. Menjadi pengikut, tidak memberi kemegahan dan kepopuleran.

Pengikut ada dibelakang, terselip dalam bayang-bayang pemimpin. Tidak peduli, Si Pengikut memberi kontribusi luar biasa pada organisasi. Dan Charlie Watts memilih jalan seperti ini.

Baca juga: Memahami Followership: Kunci Sukses di Balik Kepemimpinan Efektif Zaman Now

Pengikut efektif

Benar bahwa Charlie Watts memilih jalan sepi. Benar pula Watts nyaris terlupakan apabila membicarakan tentang proses kreatif bermusik Rolling Stones.

Walaupun begitu sumbangan Watts memberi warna signifikan pada perjalanan panjang Rolling Stones.

Gebukan drum Watts, campuran antara seni jazz dan kekuatan rock, menjadikan lagu-lagu Rolling Stones memiliki karisma yang tidak lekang diterjang zaman. Dalam konsep kepengikutan, Charlie Watts menjadi pengikut efektif.

Dua profesor dari London School of Economics, Robert Goffee dan Gareth Jones dalam risalahnya yang dimuat di Harvard Business Review menyebut ada empat karakter dari pengikut efektif.

Pertama, pengelolaan diri. Benar bahwa Watts seperti anggota Rolling Stones lainnya pernah tenggelam dalam jerat alkohol dan narkoba.

 

Band The Rolling Stones (dari kiri ke kanan) Mick Jagger, Charlie Watts, Keith Richards, dan Ron Wood, tiba di Montevideo, Uruguay, pada 1 Februari 2016. Band ini menggelar konser di negara itu sebagai bagian dari rangkaian America Latina Ole Tour mereka. AFP PHOTO / PABLO PORCIUNCULA Band The Rolling Stones (dari kiri ke kanan) Mick Jagger, Charlie Watts, Keith Richards, dan Ron Wood, tiba di Montevideo, Uruguay, pada 1 Februari 2016. Band ini menggelar konser di negara itu sebagai bagian dari rangkaian America Latina Ole Tour mereka.

Namun Watts pula orang pertama yang terbebas dari jerat narkoba dan menjadi inspirator bagi anggota Rolling Stones lainnya agar hidup sehat. (www.bbc.com/news/entertainment-arts).

Sampai hari ini di usia lebih delapan puluh tahun, Jagger, Richard dan Wood memiliki stamina tinggi untuk bermusik. Kuat konser lebih dua jam.

Kedua, komitmen. Charlie Watts bergabung di Rolling Stones sejak 1963, atau setahun setelah terbentuknya band. Awal mula Watts bermain jazz dan blues.

Namun sejak bergabung dengan Rolling Stones, ia lebur dalam musik yang dimainkan oleh grup. Perjalanan Watts bergabung selama lima puluh delapan tahun bersama Rolling Stones menunjukkan komitmen tinggi dirinya untuk hidup dan menghidupi band.

Ketiga, kompeten. Sejak bergabung dengan Rolling Stones pada Januari 1963, tiga personel lainnya; Jagger - Richard - Jones, langsung menutup pintu untuk drummer-drummer lainnya.

Bertiga tidak mau menoleh ke belakang dan menatap ke depan bersama Watts.

Mengapa tiga personal pendiri band langsung percaya pada Watts? Tak lain karena kompetensi Watts. Personel lain percaya bahwa gebukan drum Watts akan memberi sentuhan magis pada perjalanan Rolling Stones. Dan terbukti.

Keempat, keberanian. Selain pengikut efektif, ada empat tipe pengikut lainnya seperti ditulis oleh Prof. Robert Goffee dan Gareth Jones, yaitu pengikut bertipe domba (sheep), bimbang (yes person), terasing dan penyintas.

Setiap tipe pengikut itu memiliki karakter masing-masing. Empat tipe bekerja rata-rata, bahkan ada yang di bawah standar. Pengikut efektif, berkontribusi optimal pada organisasi.

Yang membedakan keempat tipe pengikut dan pengikut efektif tak lain adalah keberanian.
Tantangan yang ditawarkan oleh para pendiri Rolling Stones dijawab dengan tuntas oleh Watts.

Ia memutuskan meninggalkan pangung-panggung jazz dan blues yang ditekuni selama itu. Untuk kemudian menyatu bersama Rolling Stones.

Watts merupakan salah satu jiwa dari Rolling Stones sehingga band ini menjadi salah satu band terbesar yang pernah ada di muka bumi. Hal demikian terjadi karena keberanian Watts memutuskan untuk bergabung dengan Rolling Stones.

Di antara anggota Rolling Stones lain, kehidupan pribadi Charlie Watts memang jauh dari dunia gemerlap. Ia satu-satunya anggota band yang tidak bercerai, hidup bersama istrinya, Shirley Ann Shepherd yang dinikahi sejak 14 Oktober 1964.

Bersama putri semata wayangnya, Seraphina dan cucu satu-satunya, Charlotte, Charlie Watts tinggal di Devon, desa barat daya Inggris.

Dunia memang sebuah cerita tentang kebahagiaan. Charlie Watts adalah kisah dari cerita kebahagiaan itu.

Pada Selasa 24 Agustus 2021 ia mangkat.

Selamat jalan menuju nirwana, Watts! Seperti lagu Rolling Stones, let’s spend the night together bersama para orang kudus di surga.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com