Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi BI Percepat Digitalisasi Bank Sentral

Kompas.com - 26/08/2021, 09:30 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia terus melakukan transformasi digital, dalam rangka memfasilitasi kebutuhan industri keuangan di tengah percepatan digitalisasi akibat pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan lima inisiatif untuk mempercepat transformasi bank sentral.

Inisiatif pertama yang sudah dilakukan adalah lewat sistem pembayaran dengan melakukan standarisasi Application Programming Interface (API).

Baca juga: Beda dengan Bank Umum, Ini Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Proses ini disebut akan mempercepat kolaborasi antara bank dengan bank dan bank dengan non-bank.

Kedua, BI terus mempercepat digitalisasi pembayaran ritel. Inisiatif ini dilakukan dengan mengaplikasikan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada setiap transaksi pedagang dan pembeli.

Erwin menyebutkan, bukan hanya mempermudah transaksi, QRIS juga dapat mengumpulkan data, baik dari merchant ataupun nasabah.

"Data tersebut bisa menjadi input analisis keuangan,” ujar Erwin dalam webinar, Rabu (26/8/2021).

BI juga akan melakukan penguatan pada infrastruktur pasar. Erwin menjalaskan, saat ini belum semua transaksi di Indonesia memanfaatkan pembayaran digital karena infrastruktur yang belum memadai.

Keempat, BI akan memaksimalkan pemanfaatan data untuk kepentingan publik. Dengan data yang optimal, dampak transformasi digital akan bisa dirasakan oleh banyak pihak.

"Inisiatif kelima dan terakhir adalah reformasi atau penyederhanaan kebijakan. BI baru saja mengeluarkan revisi peraturan-peraturan sistem pembayaran pada tahun lalu. Penyederhanaan ini akan semakin mempercepat proses digitalisasi sistem keuangan kita," ucap Erwin.

Baca juga: Bank Indonesia Tegaskan Tidak Pernah Blokir Transfer Uang ke Palestina

Pada saat bersamaan, bank sentral juga terus melakukan komunikasi dengan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), terkait dengan kebijakan arah transformasi digital.

Direktur Center of Information and Development Studies (CIDES) Umar Juoro menyatakan, bank sentral yang semakin digital tentu memerlukan peran analisis Badan Supervisi Bank Indonesia untuk diskusi merumuskan sebuah kebijakan.

“BSBI itu sifatnya kan tidak ikut dalam kebijakan, tetapi lebih ke analisis. Dengan yang ada sekarang, lembaga seperti BSBI sangat diperlukan untuk partner Bank Indonesia,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com