Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Ungkap Risiko jika "Sustainable Economy" Tidak Didukung

Kompas.com - 26/08/2021, 12:41 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pentingnya membangun sustainable economy agar Indonesia menjadi global player yang diperhitungkan.

Menurut Wimboh, prinsip green economy adalah konsep berpikir untuk masa depan, yang orientasinya pada keberlanjutan investasi.

“Ekonomi berkalnjutan ini adalah bagaimana kita bisa mengarahkan investasi publik dan swasta dalam pembangunan infrastruktur dan manusia yang berkelanjutan. Kalau enggak kita lakukan, maka cost akan mahal dan dapat merupakan ekosistem di masa depan yang dampaknya akan dibebankan pada generasi ke depan,” jelas Wimboh dalam acara SAFE Katadata Forum 2021, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Daftar Perusahaan Sekuritas yang Berlisensi OJK

Menurut Wimboh, apabila hal tersebut tidak dilakukan dan didukung oleh regulasi, akan ada risiko yang besar, salah satunya terganggunya supply chain dari sektor produk, jasa, dan komoditas. Di sisi lain, risiko eksploitasi sumber daya alam yang besar juga membayangi jika sustainable economy tidak didukung.

“Apa pun yang kita produksi, siapa pun mitra kita, dalam bentuk apa pun, ini akan membandingkan diri dalam climate change, dan apabila kita dinilai tidak komplet atau tidak mendukung, produk yang kita ekspor ke luar negeri akan terganggu supply chain-nya,” jelas dia.

Wimboh mengungkapkan, dalam segi makro-ekonomi, kebijakan green ekonomi ini mengarah keberlangsungan lingkungan dan dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Adapun kerangka ekonominya yakni sinergi antara sektor public dan private yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan lain yang sifatnya lebih mikro adalah bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal keuangan, sektor rill, perpajakan, subsidi, serta kebijakan yang berkaitan dengan wise management.

 

Baca juga: BI dan OJK Dorong Perbankan Gelar Sentra Vaksinasi Covid-19

Wimboh mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengah (RPJM) 2020-2024, nominal penerbitan Sovereign Global Green Sukuk yang dihimpun sejak 2018 mencapai 2,74 miliar dollar AS, dan ini dialokasikan untuk pembiayaan transforamsi dan transfer energi menjadi energi abru terbarukan.

“Kami akan fokus bagaimana sektor keuangan mempunyai kontribusi dalam program lingkungan ini dalam mendukung kebijakan Paris on Climate Change 2015 - 2030 dan UN Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030,” ujar dia.

Adapun pencapaian keuangan berkelanjutan yang telah dilakukan antara lain penerbitan Green Bonds yang dilakukan oleh PT SMI sebesar Rp 500 miliar, Bank BRI Rp 27,4 triliun, dan Bank Mandiri Rp 4,2 triliun. Untuk green loans Rp 809,7 triliun, dan Blended Finance Rp 35,6 triliun.

Dari sisi pasar modal, telah diterbitkan SRI - Kehati Index yang telah digunakan oleh 11 MI untuk menerbitkan reksa dana ESG dengan total AUM Rp 2,5 triliun. Kemudian, ada juga ESG leafer indeks yang diluncurkan IDX untuk mengakomodasi reksa dana ESG dan Exchange Fund.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com