JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, di masa pandemi Covid-19, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah sektor yang paling terdampak.
Oleh sebab itu, pemerintah menaruh fokus untuk membantu UMKM bisa bertahan saat pandemi.
Menurutnya, pemerintah telah melakukan investasi untuk meningkatkan kemampuan digitalisasi, seperti pemasangan wifi di desa-desa, penambahan kemampuan sinyal, hingga meluncurkan sistem 5G. Hal ini untuk memperkuat pemasaran UMKM secara digital.
Baca juga: LewatKenmendag Bidik 30 Juta UMKM Bisa On Boarding ke Digital
"Pemerintah tidak segan-segannya melakukan investasi, tak hanya untuk saat ini tetapi juga pasca Covid-19. Hal ini untuk memastikan fundamental daripada logistik atau perubahan daripada digitalisasi bisa menjadi footprint yang baik atau pondasi yang baik ke depannya," ujar Erick dalam webinar MSMEs Update 2021 mengenai UMKM, Kamis (26/8/2021).
Selain itu, sederet upaya juga tengah dilakukan Kementerian BUMN melalui penugasan ke berbagai perusahaan pelat merah untuk mendukung UMKM.
Upaya itu mencakup pendanaan, pendampingan, dan akses pasar.
Terkait pendanaan, kata Erick, pihaknya mendorong bank-bank BUMN atau Himbara untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM. Terbaru, Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) pun telah dibentuk untuk bisa fokus ke pembiayaan UMKM, khususnya usaha mikro.
Adapun holding BUMN UMi terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai induk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Baca juga: Kata Mendag, Ini 2 Kunci Percepat Transformasi Digital UMKM
Khusus untuk PNM sendiri, hingga saat ini tercatat sudah menyalurkan pembiayaan ke 10,8 juta pelaku usaha ultramikro.
Jumlah ini tumbuh signifikan dari 1,5 tahun lalu yang hanya sebanyak 5,6 juta pelaku usaha ultramikro.
Tak hanya itu, pendanaan di bidang digitalisasi pun dilakukan lewat investasi ke berbagai startup di Indonesia melalui Telkomsel, anak usaha dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Erick bilang, startup memiliki potensi yang tinggi untuk berkembang, termasuk membantu usaha kecil.
"Kami melihat investasi untuk mendorong pendanaan pada industri startup ini menjadi bagian yang penting, karena turunan startup itu macam-macam, ada yang di pertanian, di media, atau yang lainnya," kata dia.
Baca juga: Seberapa Penting Branding dan Komunikasi bagi UMKM agar Tetap Eksis?
"Jadi kami melihat penting sekali bagaiman negara bisa hadir untuk memastikan ekonomi kita lebih seimbang, diantaranya dengan berinvestasi atau memberikan pebiayaan ke UMKM, atau startup, ataupun ultra mikro," lanjut Erick.
Seiring dengan mendorong pembiayaan, ia memastikan, pendampingan juga turut dilakukan bagi pelaku UMKM dan startup untuk membangun ekosistem yang baik.
Terkait upaya meningkatkan pemasaran produk UMKM, Erick bilang, pengadaan barang di BUMN yang sebelumnya tertutup kita dilakukan secara terbuka.
Proyek dengan nilai di bawah Rp 14 miliar wajib melibatkan UMKM.
"Pengadaan-pengadaan seperti seragam, furnitur, dan lain-lain itu kita ke UMKM," kata Erick.
Baca juga: Incar 1 Juta Mitra Petani dan UMKM, Ini Strategi TaniFund
Erick menambahkan, selain pendanaan, pendampingan, dan akses pasar, pihaknya juga berupaya mendukung perbaikan logistik di Indonesia dengan pembangunan infrastruktur dan kolaborasi antara BUMN.
Hal ini untuk menekan ongkos logistik Indonesia yang mencapai 26 persen, lebih mahal dari rata-rata dunia yang hanya 13 persen.
"Jadi kami sangat mendukung untuk menggerakkan UMKM, tidak hanya pendanaan, pendampingan, dan akses pasar, tapi juga yang tidak kalah penting adalah mendukung perbaikian logistik untuk Indonesia yang sekarang cukup mahal," pungkas Erick.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.