Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini, IHSG dan Rupiah Masih Bergerak di Zona Merah

Kompas.com - 27/08/2021, 09:39 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (27/8/2021).

Demikian juga dengan mata uang garuda yang negatif pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.030,3 atau turun 27,77 poin (0,46 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.050,08.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Melemah di Akhir Pekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebanyak 124 saham melaju di zona hijau dan 231 saham di zona merah. Sedangkan 174 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 765,6 miliar dengan volume 1,7 miliar saham.

Pagi ini bursa saham Asia bergerak variatif dengan penurunan Indeks Nikkei 0,3 persen, dan indeks Strait Times 0,5 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,71 persen dan Shanghai Komposit menguat 0,63 persen.

Wall Street kemarin ditutup negatif dengan penurunan indek Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,54 persen, S&P 500 turun 0,58 persen, dan Nasdaq berkurang 0,64 persen.

Baca juga: Mahakarya Artha Sekuritas Luncurkan Aplikasi Trading Saham

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper yang menilai, secara teknikal candlestick indeks membentuk long black body setelah breakdown support, dan indicator stochastic membentuk deadcross mengindikasikan potensi akan mengalami pelemahan.

“IHSG diprediksi melemah. Pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan tapering serta investor akan terus mencermati data harian Covid-19 setelah penurunan level PPKM,” jelas Dennies dalam rekomendasinya.

Rupiah pagi ini bergerak melemah. Melansir Bloomberg pada pukul 09.02 WIB rupiah bergerak di level Rp 14.425 per dollar AS atau turun 8 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.412 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen penguatan dollar AS menjelang pidato Jerome Powell mengenai kebijakan moneter AS ke depan di acara Jackson Hole, malam ini.

"Nilai tukar rupiah berpeluang melemah kembali hari ini dengan sentimen tersebut. Pasar kelihatannya berkonsolidasi mengantisipasi kemungkinan Powell akan mengindikasikan tapering akan dimulai di akhir tahun ini," kata Ariston.

Baca juga: Asabri Rajin Jual Saham Bank Neo Commerce, Ini Alasannya

Menurut dia, kebijakan tapering dapat mengurangi pembelian aset atau obligasi. Hal ini akan mengurangi likuiditas dollar di pasar sehingga bisa mendorong penguatan dollar AS.

"Tapering ini juga nantinya akan berlanjut ke kebijakan kenaikan suku bunga AS yang tentunya akan memicu para pelaku pasar untuk mengkalkulasi ulang risiko dan posisinya di pasar keuangan," ujar Ariston.

Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi melemah pada kisaran Rp 14.450 per dollar AS hingga Rp 14.400 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com