"Industri otomotif harus ditangani secara seksama, dan tidak bisa kalau satu ikut yang lain ikut-ikutan.... Nanti justru akan menyulitkan daripada industri otomotif tersebut," tegas Hutomo "Tommy" Mandala Putra.
Secara tersirat Tommy menyatakan, bila terdapat lebih dari satu perusahaan yang mengembangkan mobil nasional, maka industri otomotif nasional akan "layu sebelum berkembang".
Baca juga: Ini Proyek Tol yang Menggusur Bangunan Milik Tommy Soeharto
Sehingga Inpres dan Keppres tentang mobil nasional, yang telah dikeluarkan pemerintah menjadi tidak ada gunanya.
Menurut Tommy, pada tahap awal, mobil yang ada diimpor utuh dari Korsel. Sedangkan kendaraan yang akan dijual, baru akan diserahkan bulan Oktober 1996.
Mobil Timor kini tengah dikerjakan di Korsel oleh tenaga kerja dari KIA Motors dan tenaga kerja Indonesia.
PT TPN adalah satu-satunya perusahaan nasional yang ditunjuk pemerintah untuk mengembangkan mobil nasional. Untuk membuat mobil Timor, PT TPN bekerja sama dengan KIA Motors dari Korsel.
Perusahaan ini bisa menjual mobil dengan harga murah, karena mendapat kemudahan dari pemerintah, yakni insentif berupa Pajak Penjualan Barang Mewah (PPPnBM) dan pembebasan bea masuk impor komponen.
Baca juga: Tak Terima Bangunannya Digusur Proyek Tol, Tommy Soeharto Gugat Pemerintah RI Rp 56 Miliar
Kendati perusahaan Bimantara divisi otomotif yang dimiliki Bambang Trihatmodjo telah mengajukan proposal untuk mendapatkan fasilitas yang sama seperti PT TPN, namun pemerintah hingga saat itu belum memberikan fasilitas serupa Timor.
Presdir PT Bimantara Citra, Bambang Trihatmodjo mengatakan, pihaknya juga siap memproduksi mobil sedan bermerek 'Bimantara' pada akhir tahun 1996, dengan harga sekitar Rp 35 juta, asal diberi fasilitas yang sama dengan PT TPN, perusahaan milik adiknya itu.
"Dalam pengembangan Mobnas, sampai sekarang pemerintah hanya memberikan fasilitas kepada PT TPN," ujar Tunky Ariwobowo, Menteri Perindustrian dan Perdagangan saat itu.
Dalam Inpres tersebut, PT TPN diizinkan membuat mobil nasional di pabrik KIA di Korsel dengan menggunakan tenaga kerja Indonesia, untuk kemudian dikirim ke Indonesia dalam kondisi utuh dengan merek Timor sebanyak 45.000 unit. Fasilitas ini hanya diberlakukan mulai Juni 1996 hingga Juni 1997.
Baca juga: Saat Korupsi Gerogoti Garuda Indonesia di Era Orde Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.