Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Bakal Rampung 20 September 2021

Kompas.com - 28/08/2021, 09:23 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta ditargetkan rampung pada 20 September 2021. Pengerjaan proyek ini sudah berlangsung sejak 15 Desember 2020 lalu.

Hal itu berdasarkan tinjauan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ke pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedal Jakarta pada Jumat (27/8/2021) kemarin.

"Terowongan ini punya makna yang dalam, bukan hanya sekadar lambang, tapi juga memberikan inspirasi terbangunnya kerukunan antarumat," ujar Ma’ruf dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (28/8/2021).

Baca juga: Bangun Infrastruktur, Kementerian PUPR Sudah Belanjakan Rp 66,49 Triliun

Ia menilai, hal menarik dari proyek tersebut adalah terowongan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta juga berfungsi memudahkan akses jamaah kedua rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas.

“Parkir di bawah itu digunakan bersama antara jamaah Istiqlal dan umat Katedral. Saya harap ini bisa memberikan inspirasi bagi seluruh bangsa Indonesia, bahwa memang kerukunan harus kita bangun. Serta kita yakin kerukunan antarumat beragama unsur utama dari kerukunan nasional," jelasnya.

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, sebelum dilakukan pembangunan terdapat tiga alternatif antara jembatan, terowongan, atau opsi lain.

Setelah memperhitungkan faktor keamanan dan keselamatan, desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah.

“Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman,” kata Basuki.

Pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, manajemen konstruksi oleh PT Virama Karya, dan perencana oleh PT Yodya Karya.

Adapun biaya untuk membangun terowongan tersebut sebesar Rp 37,3 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2021.

Lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan struktur, pekerjaan jalan, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal, pekerjaan elektrikal, pekerjaan elektronik, pekerjaan plumbing, dan pekerjaan landscape.

Terowongan Silaturahmi ini dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 meter persegi, serta total luas shelter dan tunnel 226 meter persegi.

Baca juga: Kementerian PUPR Bangun 80 Unit Rumah untuk Masyarakat Suku Anak Dalam Jambi

Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan gereja yakni 32 meter. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.

Arsitektur akses masuk terowongan dibangun dengan gaya modern, dengan desain eksterior menggunakan material transparan sehingga pemandangan kecantikan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta tidak terhalang dari dalam terowongan.

Desain interior Terowongan Silaturahmi menggunakan bahan marmer dan dilengkapi dengan railing stainless sebagai simbol jabat tangan. Terowongan ini juga dilengkapi dengan lift difabel untuk menunjang fungsi sebagai bangunan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com