Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM yang Masuk ke Pasar Digital Sejak Awal, Mampu Tahan di Masa Pandemi

Kompas.com - 28/08/2021, 19:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Digitalisasi menjadi kunci bagi usaha mikro, kecil, menengah bertahan di tengah tekanan pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyebut pelaku usaha yang masuk digital sejak awal lebih berdaya tahan.

Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada mengatakan, rata-rata UMKM yang melakukan digitalisasi sedari awal, kini di masa pandemi omzetnya naik hingga 200-300 persen. Walaupun ada yang turun omzetnya namun UMKM tersebut tetap mampu bertahan.

"UMKM yang lakukan proses digitalisasi dari awal, omzetnya di beberapa produk tertentu justru naik, walaupun ada yang turun di pandemi tapi itu turunnya 20 persen-50 persen, yang pasti enggak ada yang mati," ujarnya dalam webinar UMKM Nasional, Sabtu (28/9/2021).

Baca juga: Ini Tips Sandiaga Agar Pelaku UMKM Bisa Sukses

Oleh sebab itu, digitalisasi menjadi hal penting bagi pelaku usaha untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Wientor menilai tren UMKM masuk digitalisasi ini harus terus di dorong bahkan setelah masa pandemi.

Hal itu mengingat gaya hidup masyarakat yang kini sudah terbiasa berbelanja secara online, dan diperkirakan tren tersebut akan terus berlanjut pasca-pandemi.

"Jadi memang digitalisasi ini merupakan pipeline terbesar agar UMKM kita bisa bertahan, tidak hanya untuk di masa pandmei sekarang," imbuh dia.

Menurut Wientor, kemampuan bertahan di tengah tekanan perekonomian harus dimiliki para pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM. Menariknya, hal ini memang tak pernah dijarkan dalam sekolah bisnis apapun, sebab pelaku usaha selalu difokuskan untuk ekspansi.

Maka dari itu, ia menekankan, mengajarkan kemampuan bertahan kepada pelaku usaha kecil dan menengah menjadi pekerjaan rumah bagi Kemenkop UKM untuk terus dilakukan.

Ia menjelaskan, sejumlah upaya telah dilakukan untuk membantu UMKM di masa pandemi mulai dari pembiayaan, proses bisnis, hingga akses pasar.

Pada segi pembiayaan pemerintah memberikan dana hibah melalui program BLT UMKM dengan anggaran Rp Rp 28,8 triliun di 2020 dan Rp 15,36 triliun di 2021. Hingga Juni 2021 penyalurannya sudah mencapai Rp 11,76 triliun ke 9,8 juta pelaku UMKM.

Baca juga: Cara Menghemat Biaya Bisnis UMKM di Masa Pandemi

Selain itu, diberikan relaksasi subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) dan meningkatkan plafon KUR. Saat ini porsi penyaluran kredit perbankan ke UMKM tercatat baru 18,8 persen dan targetnya bisa mencapai 30 persen di tahun 2024.

Pada proses bisnis, pemerintah melakukan pendampingan untuk digitalisasi, menghubungkan dengan BUMN dan industri, memberikan pelatihan, hingga melakukan pendataan.

Sementara pada akses pasar, diantaranya dilakukan dengan melibatkan UMKM dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, termasuk pula pengadaan barang di BUMN.

"Jadi ini berbagai macam upaya yang dilakukan pemerintah, khususnya Kemenkop UKM untuk membantu UMKM," pungkas Wientor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com