Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mencapai Kesejahteraan Finansial Melalui Investasi Reksa Dana

Kompas.com - 30/08/2021, 13:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perencana Keuangan dan CEO Zap Finance, Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan, sebanyak 46 persen orang mengalami stres karena masalah keuangan.

Berdasarkan studi Bank of Amerika Merrill Lynch pada 2017, lebih dari dua pertiga milenial mengatakan, tekanan keuangan itu membebani kemampuan mereka untuk lebih produktif.

“Jadi, kalau memiliki rencana keuangan maka tekanan stres harus lebih sedikit," ujar Prita secara virtual di acara FestiFund 2021, Sabtu (28/8/2021).

Baca juga: Ini Tips Berburu Cuan Bagi Investor Milenial

Prita mengatakan, kondisi bisnis dan ekononi yang sedang kurang bagus karena Covid-19, seperti pendapatan berkurang, kena PHK hingga bisnis yang lesu, siapa pun tentu memiliki impian untuk mencapai yang namanya financial wellbeing atau kesejahteraan finansial.

"Pada saat kita belum mencapai financial wellbeing, tekanan stres akan bertubi-tubi. Adapun tahapan untuk mencapai hal itu dimulai dari financial ignorance kemudian ke financial anxiety, financial maturity, financial pride, dan financial wellbeing," ucapnya.

Financial maturity merupakan kondisi saat kita sudah bisa mengambil keputusan finansial tanpa diatur orang lain. Sementara financial pride ditandai dengan pekerjaan yang sudah mapan dan pengeluaran yang lebih kecil dari pemasukan, sehingga bisa berinvestasi lebih dari setengah dari penghasilannya.

"Milenial yang kebanyakan masih di tahapan financial anxiety perlu naik kelas sampai ke yang namanya financial wellbeing. Tentu sebelum pensiun, perlu merdeka finansial," jelas dia.

Merdeka finansial yang dimaksud Prita Ghozie adalah, kondisi seseorang yang sudah memiliki passive income untuk membiayai pengeluaran hidup. Passive income bisa diwujudkan dengan investasi

Secara konkret ketika milenial berinvestasi, akan menjadi langkah awal untuk meraih financial wellbeing. Namun, tentunya milenial perlu membuat tujuan keuangan sebagai target investasinya.

Misalnya, investasi yang digunakan untuk rencana pernikahan, dan jika sudah menikah, mungkin tujuan investasinya untuk dana pendidikan anak.

"Mereka yang bingung itu biasanya mereka yang belum berkeluarga. Kalau sudah berkeluarga pasti kebutuhannya otomatis banyak. Kalau masih single dan bingung duit buat apa," jelasnya.

Baca juga: Investasi Jangan FOMO! Apa Itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+