Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Subsidi Elpiji dan Listrik Diganti, Sri Mulyani: Picu Peningkatan Inflasi

Kompas.com - 30/08/2021, 14:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, subsidi elpiji 3 kilogram dan listrik berbasis orang sedikit banyak memengaruhi inflasi pada tahun 2022.

Bendahara negara ini menyebutkan, inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah (administered price) berpotensi melonjak akibat peralihan skema subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis orang.

"(Rendahnya inflasi tahun 2022 seperti tahun ini) tidak taken for granted, banyak faktor yang harus kita waspadai. Ada (potensi kenaikan) administered price karena banyak policy di bidang subsidi, di mana DPR dan pemerintah setuju untuk mulai menjadi lebih targeted. Ini pasti ada pengaruhnya," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Pemerintah Sudah Bayar Subsidi LPG Rp 14,36 Triliun, Masih Kurang Rp 680 Miliar

Wanita yang akrab disapa Ani ini mengungkapkan, inflasi tahun depan bisa saja tidak serendah tingkat inflasi pada tahun 2021.

Selain soal subsidi, tingkat inflasi tahun 2022 dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan The Fed (tapering off) dan disrupsi suplai karena pandemi Covid-19.

Dalam RAPBN tahun 2022, inflasi tahun depan diproyeksi 2,9 persen dengan range 2,5 persen - 3,3 persen. Target itu lebih rendah dari proyeksi inflasi tahun 2021 yang hanya 1,5 persen.

"Itu pun tergantung seasonality (faktor musiman) per bulan yang harus kita pertimbangkan maupun termasuk (efek dari) policy pemerintah," beber Sri Mulyani.

Namun, dia bersyukur, pemulihan ekonomi tahun ini tidak dibarengi dengan kenaikan inflasi karena terjaganya kepercayaan konsumen.

Baca juga: Perubahan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg dan Listrik Tunggu Kesiapan PLN dan Pertamina

Kepercayaan konsumen menjadi sinyal baik bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga.

"Pemerintah akan terus melakukan berbagai reformasi struktural untuk bisa memperbaiki dari sisi komunikasi, dari sisi distribusi suplai pasokan, dan pola seasonality yang biasanya memengaruhi inflasi," pungkas Sri Mulyani.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah mulai mereformasi subsidi energi dari berbasis komoditas menjadi berbasis orang pada tahun 2022.

Reformasi ini bakal dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan banyak aspek, khususnya kondisi ekonomi masyarakat.

Guna menjalankannya, pemerintah melakukan upaya penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan melakukan verifikasi dan validasi secara reguler.

Baca juga: Mulai 2022, Pemerintah Ganti Skema Subsidi Elpiji 3 Kg hingga Solar

"Kebijakan subsidi energi akan diarahkan lebih tepat sasaran, melalui pelaksanaan kebijakan transformasi subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis penerima manfaat secara bertahap dan berhati-hati dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (24/8/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Earn Smart
Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Whats New
Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Whats New
Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Whats New
Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Whats New
Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Whats New
IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Whats New
Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Whats New
Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Whats New
The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com