Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Catat Produksi Padi Turun pada Kuartal III-2021

Kompas.com - 30/08/2021, 15:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mulai melihat adanya penurunan produksi padi pada kuartal III-2021.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, potensi produksi padi kuartal III-2021 lebih rendah dibanding kuartal II-2021 maupun kuartal III-2020.

"Berdasarkan amatan kami, produksi padi lebih rendah. Jadi yang ingin kami sampaikan pada pertumbuhan ekonomi triwulan III, kita punya catatan karena adanya PPKM dan indikator lain memunculkan adanya perlambatan," kata Margo dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).

Potensi produksi padi pada bulan Agustus 2021 mencapai 4,74 juta ton, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,80 juta ton. Produksi padi pada bulan Agustus ini juga lebih rendah dibanding Juli yang sebesar 5,46 juta ton.

Baca juga: BPS: Indeks Pembangunan TIK Indonesia 2020 Naik Jadi 5,59

Margo mengungkapkan, angka produksi padi ini menjadi penting lantaran share produksi padi terhadap kinerja sektor pertanian mencapai 13 persen.

"Jadi berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, yang selama ini menjadi katup pengaman ekonomi kita," tutur Margo.

Selain potensi produksi padi, melambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal III terlihat dari penurunan kinerja ekspor impor. Ekspor-impor pada bulan Juli 2021 lebih rendah dibanding Juni 2021.

BPS mencatat, ekspor bulan Juli 2021 sebesar 17,77 miliar dollar AS. Pada bulan sebelumnya, ekspor lebih tinggi dengan capaian 18,55 miliar dollar AS.

"Ini menunjukkan adanya perlambatan di kuartal III. Demikian juga indeks PMI yang berada di bawah 50," bebernya.

Baca juga: Ekspor Juli 2021 Turun Jadi 17,70 Miliar Dollar AS, Ini Sebabnya Kata BPS

Lebih lanjut Margo mengungkap, pemerintah perlu menaruh perhatian lebih pada sektor usaha yang menunjukkan kinerja baik dan menopang pertumbuhan ekonomi lantaran pandemi menimbulkan ketidakpastian.

Sektor tersebut, antara lain sektor pertanian, sektor orientasi ekspor, dan sektor jasa yang rentan terhadap mobilitas orang.

"Sektor-sektor esensial perlu kita jaga supaya inflasi terjaga, dan fokus pada sektor orientasi ekspor karena ekspor beberapa bulan terakhir naik. Sektor jasa perlu diwaspadai karena erat kaitannya dengan aktifitas masyarakat," pungkas Margo.

Baca juga: Menurut Faisal Basri, Ini Figur yang Pas Jabat Kepala Badan Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com