Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Etana Gandeng China Produksi 70 Juta Dosis Vaksin mRNA pada Juli 2022

Kompas.com - 30/08/2021, 17:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitain mengatakan, ada sejumlah perusahaan di sektor kesehatan yang akan memproduksi vaksin Covid-19.

Perusahaan tersebut adalah PT Etana Biotechnologies Indonesia, PT Kalbio Global Medica, PT Combiphar Dong-A Indonesia, PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, dan Biofarma.

Perusahaan Etana sudah bekerja sama dengan perusahaan China untuk mengembangkan vaksin jenis Messenger RNA atau mRNA.

Baca juga: Mendag Lobi AS Suplai Vaksin Covid-19 Jenis mRNA ke Indonesia

"Kerja sama internasional dalam rangka pengadaan vaksin Covid-19, ada saya lihat Etana sudah kerja sama dengan China, dengan platform mRNA. Jadi mereka mulai produksi pada bulan Juli tahun depan," kata Luhut secara virtual dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan, Senin (30/8/2021).

Rencananya, Etana ingin memproduksi 70 juta dosis vaksinasi mRNA tersebut.

Apabila mencapai 100 juta dosis, Luhut memastikan pemerintah akan tertarik untuk memborong vaksin mRNA.

"Itu jumlahnya kira-kira mau 70 juta (dosis vaksin). Sudah 100 juta, pemerintah pasti beli. Karena kita butuh tiap tahun nanti vaksin ini, ya kira-kira untuk nyuntik 200 juta orang," ucap Luhut.

Baca juga: Pemerintah Cadangkan Anggaran Vaksin hingga Rp 36 Triliun pada 2022

Melansir National Human Genome Research Intitute, Lawrence C Brody menjelaskan, selama beberapa dekade, para peneliti telah mempelajari vaksin berbasis mRNA.

Ketertarikan pada vaksin mRNA ini terus berkembang karena vaksin ini dapat dikembangkan di laboratorium menggunakan bahan yang tersedia.

Ini berarti, prosesnya dapat distandarisasi dan ditingkatkan, membuat pengembangan vaksin lebih cepat daripada metode pembuatan vaksin tradisional.

Menariknya, teknologi vaksin mRNA di masa depan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan untuk beberapa penyakit sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin.

Baca juga: Soal Vaksin Berbayar, Sri Mulyani: Harga dan Merek Bakal Ditentukan Menkes

Vaksin mRNA mengajarkan sel tubuh kita cara membuat protein atau bahkan hanya sepotong protein yang memicu respon imun di dalam tubuh.

Respons imun itu yang akan menghasilkan antibodi, dan selanjutnya akan melindungi dari infeksi, jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com