Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Petani Merana karena Harga Porang Anjlok

Kompas.com - 31/08/2021, 09:46 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Pada 2019 luas lahan tanaman porang mengalami lonjakan drastis menjadi 3.465 hektare. Kemudian, tahun 2020 bertambah menjadi seluas 5.363 hektare, dan dimungkinkan terus bertambah.

Porang di Kalimantan

Hal yang serupa juga terjadi di Kalimantan Selatan. Ketua Asosiasi Petani Porang Kalsel, Joni Sulistianto, membenarkan bahwa harga porang berkisar Rp 7.000 per kilogram.

"Harga umbi basah saat ini kisaran Rp 7000 per kilogram. Sedangkan untuk chip kering (ekspor) Rp 60 ribu per kilogram," kata Joni Sulistianto dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Apa Itu Tanaman Porang yang Lagi Jadi Primadona Petani

Dijelaskan dia, saat ini untuk Kalsel, perluasan budidaya 2021 sangat Luar biasa. Terlebih di Balangan para kawan petani sangat bergairah untuk tanam porang.

Hasil panen porang tanaman banyak diekspor ke Jepang. Di Kalsel sendiri, sudah ada perusahaan yang bersedia membeli hasil panen petani.

Dibanggakan Jokowi

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta pengembangan komoditas pertanian terus diperluas guna menggenjot roda perekonomian dari sektor tersebut.

Porang menjadi salah satu komoditas pertanian yang diminta Jokowi untuk dikembangkan secara serius. Komoditas ini dinilai memiliki potensi pengembangan yang sangat besar.

Baca juga: BNI Salurkan KUR untuk Petani Porang

"Minggu kemarin saya melihat yang namanya porang, ini bisa menjadi komoditas baru yang memberikan nilai tambah bagi petani," kata Jokowi dalam gelaran Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, 25 Agustus 2021 lalu.

"Porang betul-betul saya kira ke depan sangat menjanjikan, pasarnya masih sangat besar," tambah dia.

Oleh karenanya, selain menjaga produksi komoditas tersebut, Jokowi menginstruksikan agar porang terus dikembangkan sehingga dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah.

"Baik berupa kosmetik, berupa beras, atau makanan lainnya," ujar dia.

Dengan masih merebaknya pandemi, sektor pertanian dinilai perlu ditingkatkan lagi kualitasnya agar dapat menciptakan nilai tambah.

Baca juga: Mau Ajukan KUR BRI? Simak Persyaratan dan Bunganya

Sebab, pertanian menjadi salah satu sektor yang masih dapat tumbuh positif di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi.

Hal itu terefleksikan dengan masih tumbuhnya produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian pada kuartal I-2021 dan kuartal II-2021, masing-masing sebesar 2,95 persen secara year on year (yoy) dam 0,38 persen yoy.

"Saya yakin di kuartal III sektor pertanian juga masih tumbuh lebih baik lagi, karena potensi pasar tetap masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor ke luar," kata Jokowi.

Untuk memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional, komoditas-komoditas pertanian masih perlu pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat menjadi produk yang lebih bernilai.

"Kita harus serius menggarap ini, bukan hanya untuk meningkatkan nilai tukar petani dan kesejahteraan petani, tetapi untuk menghasilkan sebuah lompatan, sehingga sektor pertanian memiliki kontribusi yang semakin besar dalam menggerakan mesin pertumbuhan ekonomi," ucap Jokowi.

Baca juga: Porang Jadi Komoditas Super Prioritas, Kementan Dorong Petani Mengembangkannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com