Sementara itu, margin kontribusi marketplace setelah beban penjualan dan pemasaran meningkat dari -0,1 persen terhadap TPV pada FY20 menjadi -0,08 persen dari TPV pada 1H21 dengan rasio kerugian operasional terhadap TPV membaik dari 2,5 persen pada FY20 menjadi 1,9 persen pada semester I tahun 2021.
Adapun pendapatan pada kuartal II tahun 2021 tumbuh sebesar 37 persen dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar, dan pendapatan semester I tahun 2021 tumbuh 35 persen menjadi Rp 864 miliar.
Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pendapatan mitra Bukalapak pada kuartal II tahun 2021 tumbuh sebesar 292 persen menjadi Rp 145 miliar, sementara pendapatan pada semester I tahun 2021 untuk mitra Bukalapak naik sebesar 350 persen menjadi Rp 290 miliar.
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 12 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 33 persen pada kuartal II tahun 2021.
“Perseroan terus memfokuskan strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional,” jelas manajemen BUKA.
Baca juga: September Ceria, Cek 5 Bansos yang Cair Bulan Ini
Bukalapak juga terus menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA)-nya. Kerugian EBITDA pada kuartal II tahun 2021 sebesar Rp 407 miliar mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31 persen dibandingkan pada kuartal II tahun 2020, sementara kerugian EBITDA pada semester I tahun 2021 membaik 27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 1,4 persen pada kuartal II tahun 2021. Sementara rasio kerugian EBITDA pada semester 1-2021 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2 persen dibandingkan dengan 2,6 persen.
Meski begitu, Bukalapak masih merugi pada semester 1-2021. Bukalapak sudah bisa menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9 persen dari Rp 1,03 triliun pada semester I-2020 jadi Rp 776 miliar pada semester I-2021.
Selain itu, Bukalapak juga bisa mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7 persen dari Rp 1,03 triliun pada semester I tahun 2020 menjadi Rp 763 miliar pada semester 1-2021.
“Di samping peningkatan efisiensi diiringi dengan angka pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan posisi kas perseroan sebesar Rp 2,7 triliun pada akhir Juni 2021, sebelum memperhitungkan hasil dari penawaran umum perdana saham perseroan sebesar Rp 21,3 triliun pada Agustus 2021,” tambah keterangan manajemen.
Baca juga: Cara Promosikan UMKM di Kanal Medsos Bukalapak