Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Covid-19 Harus Ditanggapi Sama Seperti Disrupsi Digital

Kompas.com - 01/09/2021, 14:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya untuk membuat perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Hal ini seiring dengan asumsi bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu cepat.

Artinya masyarakat akan hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam kegiatan bertransportasi. Oleh sebab itu, pola bertransportasi perlu diubah mengimbangi pandemi.

"Makna dari adanya pandemi yang mungkin tidak berlangsung pendek tetapi panjang, sehingga kita harus mengadaptasinya dengan menjadi endemi. Ini bagian dari suatu disrupsi baru yang terjadi," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam acara Hari Perhubungan Nasional secara virtual, Rabu (1/9/2021).

Baca juga: Ini Syarat Naik Kereta Api Masa Perpanjangan PPKM Mulai 31 Agustus

Menhub mengatakan, dalam memperingati Hari Perhubungan Nasional tahun ini yang bertemakan 'Bergerak Harmonisasikan Indonesia', maka menjadi peran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan perubahan guna menghadapi disrupsi yang terjadi, baik karena digitalisasi maupun pandemi Covid-19.

Budi Karya ingin, perubahan yang dilakukan Kemenhub bisa berkaca dengan perkembangan yang terjadi di dunia internasional. Oleh karena itu, ia meminta seluruh jajaran Kemenhub bisa mengikuti isu-isu terkait perubahan yang terjadi di global.

"Kita harus membuat pola pikir yang baru, karena memang adanya disrupsi akibat industri 4.0 atau digitalisasi, ditambah lagi adanya pandemi yang berkepanjangan," ungkap dia.

Budi Karya mengungkapkan, seperti Singapura yang menyikapi pandemi dengan kampanye bahwa Covid-19 kini menjadi 'teman' manusia, maka hal tersebut akan membantu mempercepat perubahan status menjadi endemi.

Menurut dia, kehadiran Covid-19 harus dipandang sama seperti disrupsi teknologi, di mana manusia harus bisa beradaptasi menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini, hidup berdampingan bersama Covid-19 yang dibarengi dengan protokol kesehatan.

Baca juga: PPKM Jawa Bali Diperpanjang, Ini Syarat Operasional Mal dan Restoran

"Jadi endemi adalah keniscayaan. Endemi harus ditanggapi sama persis dengan disrupsi terhadap digitalisasi," ungkap dia.

Seiring dengan adanya disrupsi tersebut, lanjut Budi Karya, maka sangat memungkinkan Kemenhub untuk kedepannya melakukan perubahan pola kerja dan perubahan pola organisasi. Sehingga diharapkan bisa menciptakan etos keja yang baru mengikuti perkembangan di dalam dan luar negeri.

"Ikuti tiap hari apa yang terjadi di negara lain. Kita harusnya memproyeksikan diri kita setara dengan negara-negara asing. Jadi mari lakukan yang terbaik untuk bangsa, harus terus berkarya dan berinovasi, tak boleh berhenti berpikir," pungkas Budi Karya.

Baca juga: Di Wilayah PPKM Level 2 Karyawan Sudah Vaksin Bisa WFO, Ini Aturannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com