Harga Beras Naik di Agustus 2021, BPS: Sudah Jarang Panen Padi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, harga beras semua kualitas terjadi kenaikan pada bulan Agustus 2021, baik beras premium, medium, hingga beras luar kualitas.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, masing-masing kelompok beras meningkat secara bulanan, tetapi mencatat penurunan secara tahunan.

"Memang di bulan Agustus sudah jarang sekali kita menemukan panen, khususnya untuk tanaman padi sehingga menyebabkan harga untuk gabah meningkat di bulan Agustus," kata Setianto dalam konferensi pers, Rabu (1/9/2021).

Baca juga: BPS: Sumbang Inflasi, Permintaan Minyak Goreng sampai Ikan Segar Meningkat

Setianto merinci, rata-rata harga beras premium naik 1,04 persen (mtm) menjadi Rp 9.499 per kilo, beras kualitas medium naik 0,32 persen sebesar Rp 8.916 per kilo, dan rata-rata harga beras luar kualitas naik 2,44 persen sebesar Rp 8.689 per kilo.

Secara tahunan, harga beras premium, medium dan luar kualitas masing-masing turun 4,56 persen, 4,49 persen, dan 3,31 persen.

"Selama Agustus 2021, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan terhadap 1.173 observasi beras di penggilingan pada 888 perusahaan penggilingan di 31 provinsi," ujar dia.

Sejalan dengan harga beras, harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) naik secara bulanan, masing-masing 3,19 persen (mtm) dan 3,37 persen (mtm).

Secara tahunan, harganya merosot -7,67 persen dan 6,64 persen.

Baca juga: Uang Sekolah Kerek Inflasi 0,03 Persen di Bulan Agustus

Rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani Rp 4.448 per kilo di bulan Agustus, sementara gabah di tingkat penggilingan menjadi Rp 4.545 per kilo.

Sementara itu, rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 5.038 per kilo atau naik 3,37 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.148 per kilo atau naik 2,92 persen.

"Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 4.242 per kilo atau naik 6,62 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.341 per kilo atau naik 6,60 persen," jelas Setianto.