Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Jalur Alternatif Cirebon-Kuningan, Jalan Lingkar Timur Kuningan Kelar November 2021

Kompas.com - 01/09/2021, 17:40 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan yang dimulai sejak Desember 2019, ditargetkan kelar pada November 2021 mendatang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat Ditjen Bina Marga saat ini tengah berupaya menyelesaikan pembangunan tersebut.

Jalan Lingkar Timur Kuningan sepanjang 7,2 Km ini dibangun sebagai jalan alternatif dari Cirebon ke Kuningan sekaligus mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur utama Cirebon – Kuningan.

Baca juga: Diresmikan Jokowi, Ini Manfaat Bendungan Kuningan untuk Warga Sekitar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sempat melakukan tinjauan ke lokasi pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan pada Selasa (31/8/2021) kemarin.

"Tolong diawasi betul pekerjaannya, sebagai konsultan pengawas mewakili project owner dalam hal ini Kementerian PUPR untuk memastikan kualitas pembangunannya,” ujar Basuki kepada tim konsultan pengawas, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu (1/9/2021).

“Karena supervisi yang baik menentukan kualitas infrastrukturnya," sambungnya.

Kepala BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat Kementerian PUPR Wilan Oktavian mengatakan, progres pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan saat ini berdasarkan data sudah sebesar 71,6 persen, dengan target akhir November 2021 rampung seluruhnya.

Baca juga: Daftar Terbaru Proyek Strategis Nasional Ketenagalistrikan 2021

"Insya Allah tidak ada hambatan berarti termasuk hujan, sehingga dapat selesai sesuai target,"ujarnya.

Dari total panjang 7,241 Km dari Desa Garatengah, Kecamatan Japara sampai ke Desa Kedungarum, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Wilan mengatakan terdapat pembangunan jembatan sepanjang 50 meter.

"Pembangunan jalan lingkar timur ini merupakan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan. Pemda sebelumnya telah membangun sepanjang 6,5 Km, jadi total sekitar 13,7 Km," ungkapnya.

Saat ini dikatakan Wilan, pekerjaan yang tersisa adalah sepanjang 400 meter untuk pekerjaan persiapan badan jalan.

Baca juga: Daftar Pembangunan 8 Bandara yang Masuk Proyek Strategis Nasional

"Karena pada ruas yang tersisa ini juga terdapat lahan yang baru dapat bebas pada Mei 2021 sepanjang 200 meter, untuk itu baru dibuka untuk penyiapan badan jalan. Yang lainnya sudah beraspal sepanjang 6,2 Km, sisa sekitar 1 Km lagi yang belum beraspal," tuturnya.

Sedangkan untuk pekerjaan pembangunan jembatan, dikatakan Wilan saat ini sedang memasuki tahapan proses erection girder jembatan.

"Abutmen sudah jadi, bangunan atas pakai i girder, precastnya sudah ada di lapangan. Kurang lebih 2 bulan untuk penyelesaian jembatan keseluruhan," ujarnya.

Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan dimulai sejak Desember 2019 sesuai kontrak senilai Rp 97,37miliar dengan kontraktor pelaksana PT Seneca Indonesia dan konsultan pengawas PT Seecons (KSO), PT Indec Internusa, dan PT Sinergi Teknik Utama.

Baca juga: Termasuk KA di Bali, Ini Daftar Proyek Strategis Nasional Kereta Api

"Karena pandemi Covid-19, proyek ini termasuk yang terdampak refocussing dan ada kendala lahan sehingga mundur hingga akhir November 2021," ujar Wilan.

Turut hadir dalam tinjauan tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko dan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com