Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Sebut RI Impor Cabai Kering, Bukan Cabai Segar

Kompas.com - 02/09/2021, 14:28 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini Indonesia masih melakukan impor cabai dari berbagai negara.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang kuartal I/2021, Indonesia mengimpor cabai sebanyak 27.851,98 ton.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan Bambang Sugiharto mengatakan, impor cabai dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Baca juga: Indonesia Langganan Impor Cabai dari Negara Mana Saja?

Namun, dia bilang, cabai yang diimpor adalah dalam bentuk cabai kering dan bukan cabai segar konsumsi.

"Namun bukan jenis cabai segar yang dikonsumsi masyarakat luas," kata Bambang dalam keterangannya dikutip Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Selain itu, Bambang mengatakan, Indonesia tercatat mengekspor aneka cabai dengan nilai 25,18 juta dollar AS pada 2020.

Angka ini telah naik sebesar 69,86 persen jika dibandingkan dengan 2019.

"Bila dibandingkan, volume impor tersebut hanya sekitar 1 persen dari total produksi nasional. Karenanya kami ajak industri nasional serap semua cabai petani lokal kita,” kata Bambang.

Baca juga: Setengah Tahun, 27.851,98 Ton Cabai Impor Masuk ke Indonesia

Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Tommy Nugraha mengatakan, pasokan aneka cabai untuk konsumsi di Indonesia berada pada posisi surplus.

Pada Juli 2021, produksi cabai tercatat sebanyak 163.293 ton dengan kebutuhan sebesar 158.855 ton.

“Hingga Juli kita surplus 4.439 ton. kebutuhan masyarakat terhadap aneka cabai masih dapat dipenuhi dari hasil produksi di dalam negeri,” kata Tomy.

Surplus produksi ini, kata Tommy, diantisipasi dengan meminta para pengusaha lokal dan pemerintah daerah untuk menyerap hasil panen.

“Kami sudah memastikan produksi cabai cukup sehingga gejolak harga tinggi tidak terjadi kembali. Maka penguatan intervensi pemerintah di hilir juga harus kuat. Kami mohon para petani kami dibantu agar harga tidak anjlok,” jelas Tommy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com